Sebagai ibu, rasanya miris nggak sih, melihat anak-anak kita lebih memilih makan makanan instan yang minim gizi ketimbang makanan sehat?
Hal ini saya rasakan setiap kali berkendara melewati area sekolahan, yang dipenuhi penjual aneka jajanan. Tiap jam istirahat atau jam pulang sekolah, anak-anak sekolah berkerumun di sana, menyantap makanan instan yang amat sangat diragukan nilai gizinya.
Bukannya nggak support UMKM. Saya mengerti para penjual makanan ini sedang mencari rezeki, tapi apa ya nggak bisa berjualan makan yang lebih memperhatikan kandungan gizi anak?
Kalau membandingkan dengan masa sekolah saya dulu, makanan yang dijual di kantin sekolah pada masa itu lebih beragam varian dan nilai gizinya. Ada otak-otak, jajanan pasar, bubur kacang hijau, hingga nasi bungkus.
Tapi keadaan sekarang sudah jauh berbeda.
Ini kenyataan yang ada depan mata setiap hari, dunia anak-anak zaman sekarang diwarnai dengan berbagai pilihan makanan instan yang minim gizi. Alih-alih menyantap sayur dan buah, mereka lebih suka menyamil keripik, minuman bersoda, dan junk food.
Tanpa menyadari bahwa di balik kelezatan makanan instan itu, tersembunyi risiko kesehatan yang serius karena kebiasaan makan yang buruk.
Kenapa Harus Membiasakan Makan Makanan Sehat?
Nggak adil kalau kita menyalahkan anak-anak atas kebiasaan mereka menyantap makanan nggak sehat. Bagaimanapun, sebagai orang tua, kita punya peran besar dalam membentuk selera makan anak. Ya nggak?
Memarahi anak, dan memaksa mereka makan makanan sehat seperti buah dan sayur, bukan cara yang bijak. Pun, tidak cukup efektif untuk membuat mereka beralih mengonsumsi makanan sehat.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberikan alasan logis kepada anak, mengapa mereka harus membiasakan konsumsi makanan sehat. Informasikan kepada anak, bahwa kebiasaan mereka makan makanan nggak sehat, dapat memperbesar berbagai risiko kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, sedikitnya ada 4 masalah kesehatan yang dialami oleh remaja Indonesia dan mengancam masa depan mereka.
Empat masalah kesehatan yang kerap dialami remaja Indonesia antara lain,
- kurang zat besi (anemia)
- kurus (kurang energi kronis)
- kegemukan (obesitas)
- tinggi badan kurang (stunting)
Keempat masalah ini, berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak dan remaja. Misalnya gangguan kesehatan degeneratif yang terjadi di usia produktif, hingga permasalahan metabolisme yang akan menurunkan kualitas hidup mereka.
Cara Mengajarkan Anak Makan Makanan Sehat
Kebiasaan makan makanan sehat perlu ditanamkan sedini mungkin. Karena itu, penting untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak dengan makanan sehat sejak dini. Meski terdengar menantang, percayalah, langkah kecil yang kita lakukan hari ini akan membawa dampak besar bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di masa depan.
1. Jadikan Makanan Sehat Sebagai Bagian dari Gaya Hidup Keluarga
Mulailah dengan membuat makanan sehat sebagai bagian dari gaya hidup keluarga. Kenalkan anak dengan makanan sehat se-natural mungkin. Misalnya, ajak mereka untuk belanja buah dan sayur ke pasar. Ajarkan berkebun dan memanen buah dari kebun sendiri. Serta ajarkan pada anak cara mengolah makanan sehat.
2. Libatkan Anak dalam Proses Memilih dan Menyiapkan Makanan
Anak nggak perlu menyukai semua sayur dan buah. Berikan mereka kesempatan untuk memilih makanan sehat yang mereka sukai. Kalau perlu ajak mereka menentukan menu sehat untuk sekeluarga. Jangan lupa, untuk melibatkan anak dalam proses memasak, agar keterampilan mereka dalam mengolah makanan sehat bisa terlatih. Hal ini juga membuat anak lebih menghargai makanan yang mereka buat sendiri.
3. Kenalkan Berbagai Jenis Makanan Sehat dengan Cara yang Menarik
Tidak perlu menakut-nakuti anak-anak dengan ancaman tentang bahaya makanan tidak sehat. Sebaliknya, ajak mereka ngobrol santai tentang pentingnya makan makanan yang baik untuk tubuh. Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia anak dan beri penjelasan yang mudah dimengerti tentang manfaat makanan sehat.
Buat anak usia dini dan sekolah dasar, mengenalkan makanan sehat melalui game akan lebih mudah menarik perhatian mereka.
Kini ada banyak sekali pilihan game online ,baik gratis maupun berbayar, yang dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan makanan sehat kepada anak.
Misalnya saja seperti game-game menarik yang ada di culinaryschools.org. Di situs ini ada banyak sekali game edukasi mengenai makanan sehat. Kabar baiknya lagi, semua game di culinaryschools.org bisa diakses gratis tanpa embel-embel syarat dan ketentuan.
Berikut beberapa game di culinaryschools.org yang bisa dipilih untuk mengenalkan makanan sehat pada anak:
Can I Eat It
Permainan ini super simple. Anak hanya perlu memutuskan benda mana yang bisa dimakan. Cukup klik, yes atau no. Walau simple, permainan ini lumayan menantang untuk anak karena pemain diberi batas waktu untuk memilih sebanyak mungkin jawaban benar.
Viggie Friends
Viggie Friends merupakan permainan yang tepat untuk membuat anak mengenal jenis-jenis sayuran. Selain diminta untuk menyusun bagian-bagian sayur, pemain juga bisa mendapat edukasi mengenai manfaat sayu-sayuran untuk tubuh.
The Boiled Egg
Jujur saja, untuk saya, permainan ini lumayan sulit sekaligus bikin candu. Sebagai pemain, kita ditantang untuk merebus telur dengan tingkat kematangan yang diminta. Seru! Ini game yang asyik dimainkan oleh anak dan dewasa.
Go To Market
Sesuai namanya, game ini mengajak kita untuk memasangkan barang belanjaan yang ada di troli dengan list belanja. Permainan sederhana yang menarik untuk anak-anak.
4. Sajikan Makanan Sehat dengan Menarik
Makanan sehat tidak berarti membosankan. Coba eksplorasi beragam menu sehat dan sajikan dengan tampilan yang menarik. Misalnya buat bento dengan berbagai sayur dan buah berwarna-warni yang dipotong beragam bentuk.
5. Beri Contoh yang Baik
Bila nasihat lisan tidak selalu manjur untuk mengubah kebiasaan makan anak, maka memberi contoh perilaku yang benar pasti akan lebih efektif. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua atau orang dewasa di sekitar mereka. Karena itu, alih-alih memarahi mereka, lebih baik berikan contoh yang baik dengan mengonsumsi makanan sehat secara teratur.
6. Hindari Memperlakukan Makanan sebagai "Reward" atas Perilaku Anak
Salah satu kebiasaan makan yang mendorong seseorang mengalami gangguan makan adalah kebiasaan mengaitkan makanan dengan emosi.
Hal ini mungkin tak banyak disadari, tapi nggak sedikit orang dewasa yang mengiming-imingi permen atau coklat untuk anak bila mereka mau menuruti perintah.
Kebiasaan mengaitkan makanan dengan emosi seperti ini dapat menciptakan hubungan yang tidak sehat dengan makanan dan mengurangi keinginan anak untuk mencoba makanan sehat.
Membiasakan anak makan makanan sehat memang butuh waktu dan kesabaran. Kuncinya, adalah konsisten memberikan pilihan makanan sehat. Anak mungkin juga butuh waktu untuk membiasakan diri dengan pola makan baru. Karena itu bersabarlah.
Seberapa besar komitmen orangtua, juga akan diuji selama proses ini. Teruslah memberikan contoh yang baik, melibatkan anak dalam proses memilih dan menyiapkan makanan, serta membuat makanan sehat menjadi menarik dan menyenangkan. Ingatlah bahwa langkah-langkah kecil ini akan membawa dampak besar bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak kita di masa depan.
Semoga jadi tambah tahu...
Tidak ada komentar