Saat Muda-Mudi Indonesia Bersama Bergerak Untukmu Bumiku

perubahan iklim dan perlindungan hutan

Lucu! Saya setengah tergelak menanggapi komentar seorang teman di grup obrolan. “Solo panasnya nggak masuk akal. Kayaknya neraka bocor deh!” begitu celetuk dia. 

Saya, yang seharian hanya mendekam di rumah sebenarnya juga merasakan hal yang sama. Cuaca panas kali ini nggak wajar. Tapi kayaknya nggak sepanas itu juga sih, sampai bisa dibilang neraka bocor. 

Tapi tak lama, pendapat saya berubah. Berbalik 180 derajat, saat siang itu saya harus keluar rumah untuk mengurus beberapa hal. AC mobil yang disetel maksimal, terasa nggak ada artinya dibanding panas yang menghajar bumi dan seluruh isinya tanpa ampun. Gila, neraka benar-benar bocor! Seketika saya sepakat dengan pendapat teman tadi. 

Sepertinya terlalu sepele kalau kondisi ini disebut pemanasan. Bumi kita sedang mendidih! 

Panas ekstrem yang dirasakan beberapa bulan terakhir di seluruh muka bumi jadi indikasi betapa parahnya kerusakan yang telah kita buat. Ya, kita sedang memetik karma buruk atas perbuatan semena-mena kita terhadap bumi selama ini 

Apa yang terjadi dengan Bumi? 

perubahan iklim bumi

Sebagai sesama penghuni bumi, saya yakin semua yang membaca tulisan ini tahu, bumi tidak baik-baik saja. Tapi sebagian, boleh jadi abai atau menutup mata dari kenyataan sebenarnya bahwa telah terjadi sesuatu dengan bumi. Ada trauma berkepanjangan yang membuatnya jadi seperti ini. 

Selama lebih dari seabad, aktivitas manusia yang serampangan mengeksploitasi bumi membuat keseimbangan alam rusak. Kemajuan peradaban dan penemuan berbagai teknologi yang konon mempermudah hidup manusia, dikembangkan agresif tanpa mempertimbangkan dampak pada alam. 

Emisi karbon, khususnya akibat penggunaan bahan bakar fosil, melonjak. Menghasilkan gas yang memerangkap panas bumi. Mendorong pemanasan global hingga menyebabkan perubahan iklim. 

Saya menelusuri beberapa fakta terkait perubahan iklim, dan menemukan beberapa hal yang cukup mengejutkan. 

Tahukah kalian? 

  1. Sekitar ¾ energi listrik di seluruh dunia dihasilkan oleh bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam. 
  2. Industri manufaktur pembuatan berbagai barang kebutuhan sehari-hari kita seperti plastik, pakaian, alat elektronik menghasilkan emisi gas dalam jumlah besar 
  3. Deforestasi alias penggundulan hutan telah dilakukan secara massif selama bertahun-tahun untuk kepentingan, pertanian, perkebunan dan permukiman. Setiap tahun, kita kehilangan sekitar 15-18 juta hektare hutan. 
  4. Data Institute for Essential Services Reform (IESR) tahun 2019 menyebut sektor transportasi sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca Indonesia terbesar kedua setelah industri, dengan menghasilkan 157 juta ton CO₂ 
  5. Sektor pertanian dan peternakan juga menyumbang emisi karena penggunaan bahan bakar untuk mesin pertanian 
  6. Industri fashion menyumbang 4% emisi gas rumah kaca dunia. Menurut laporan Global Fashion Aenda dan McKinsey & Company, di tahun 2018 sektor fashion bertanggung jawab atas 2,1 miliar metrik ton emisi. 
  7. Data PBB menyebut, 80% air limbah dialirkan tanpa diolah. Itu artinya sekitar 1,8 miliar orang di dunia memanfaatkan sumber air yang terkontaminasi tinja. 
  8. Sekitar 400 juta ton sampah plastik dihasilkan setiap tahun. 

Dampak Perubahan Iklim 

Oke, buat sebagian orang, fakta-fakta yang disebut sebelumnya mungkin tidak berarti apa-apa. Sekadar deretan angka dan informasi yang tak berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari. 

Tapi bagaimana kalau saya bilang, bahwa kita mungkin saja tak lagi bisa makan nasi di tahun 2040 nanti? 

Lebih buruk lagi, kita mungkin saja nggak bisa makan apapun dan bahkan akan berebut air bersih di tahun yang sama. Kenapa bisa begitu? Apalagi kalau bukan karena perubahan iklim! 

kekurangan air bersih perubahan iklim

Merujuk pada Koaksi Indonesia, berdasarkan riset Kinose 2020, diperkirakan Pulau Jawa dan Sumatera akan mengalami penurunan panen beras 20-40%. 

Tidak hanya itu, perubahan iklim juga diprediksi akan berdampak langsung pada penurunan panen kopi Indonesia, hingga hasil panen akan merosot 67% atau bahkan tidak panen sama sekali. Kerugian komoditas beras dan kopi akibat perubahan iklim di tahun 2050 diperkirakan mencapai Rp 42 triliun. 

Lebih ngeri lagi, perubahan iklim dan peningkatan suhu bumi secara ekstrem dipastikan akan menambah beban listrik, terutama di perkotaan akibat meningkatkan penggunaan pendingin udara. Skenario terburuk, peningkatan beban listrik akan memaksa pemutusan aliran listrik di sejumlah wilayah dan menghambat produktivitas. 

Dan bagai lingkaran setan, penambahan beban listrik yang masih dihasilkan dari bahan bakar fosil nantinya juga akan menambah pelepasan emisi gas rumah kaca. 

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Soeharso Monoarfa menyebut di kurun waktu 2020-2024, potensi kerugian ekonomi yang dihadapi Indonesia akibat perubahan iklim mencapai Rp 544 triliun! (Republika, 21/08/2023, Bappenas Catat Potensi Kerugian Akibat Perubahan Iklim). 

Potensi kerugian datang dari sektor pertanian Rp 78 triliun, sektor kesehatan Rp 31 triliun, kebutuhan dan ketersediaan air Rp 28 triliun serta masalah di pesisir dan laut sebesar Rp 408 triliun. 

Perubahan iklim berdampak pada kenaikan permukaan laut, jika dibiarkan, diperkirakan 199 kabupaten/kota dan 23 juta masyarakat yang tinggal di pesisir akan terendam banjir. 

Belum Terlambat untuk Berubah 

Agak naif sebenarnya kalau saya bilang, belum terlambat untuk berubah. Karena kenyataannya, bumi kita sudah terlanjur babak belur. 

Kini, kita merasakan sendiri bagaimana dampak dari perubahan iklim yang ditakutkan para ahli sejak beberapa dekade silam. 

Sayangnya, gaung penyelamatan bumi dan imbauan pengurangan emisi gas rumah kaca kerap diabaikan di masa lalu. Akibatnya, saat ini kita terpaksa hidup di bumi yang sedang mendidih, potensi kekurangan bahan pangan, serta ancaman infeksi dan penyakit. 

Jujur, kita sudah sedikit terlambat. Tapi berdiam diri dan mempertahankan gaya hidup yang sudah jelas-jelas berdampak buruk pada lingkungan bukan pilihan tepat! 

Kita harus berubah! Kita harus mulai melakukan langkah kecil untuk menyelamatkan bumi dan peradaban yang ada diatasnya. 

perubahan iklim

Bagaimana caranya? Berikut beberapa cara sederhana untuk mengurangi dampak perubahan iklim; 
  • Kurangi emisi gas dari transportasi dengan lebih sering menggunakan transportasi publik atau jalan kaki. Kalaupun harus menggunakan kendaraan pribadi, pilih bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. 
  • Habiskan makananmu. Sampah sisa makanan mendominasi TPA dan menyebabkan banyak masalah. 
  • Olah dan masak secukupnya, dan kalau ada sisa makanan bisa dikompos di rumah. 
  • Stop bakar sampah! Pembakaran sampah menyebabkan polusi udara dan memperparah kondisi rumah kaca. 
  • Terapkan zero waste dan 3R (reuse, recycle, reduce). Pilah sampah, gunakan yang masih bisa dipakai, atau setorkan ke tempat daur ulang sampah 
  • Terapkan slow fashion. Pilih fashion dengan moden klasik yang everlasting sehingga kita tidak perlu banyak membeli baju. Produksi fashion menyumbang emisi besar tiap tahun. 
  • Bijak berplastik. Bawa kantong belanja dan wadah makanan sendiri saat jajan atau belanja. 
  • Dukung perusahaan dan brand yang menerapkan prinsip sustainable dalam proses produksinya. 
  • Hemat penggunaan listrik dan air. Menampung air hujan untuk menyiram tanaman bisa dilakukan. Matikan aliran listrik pada lampu dan alat elektronik saat tidak digunakan. 
  • Mulai berkebun. Penuhi area rumah dengan tanaman, boleh tanaman hias, sayur atau buah. Selain bisa dimanfaatkan untuk konsumsi, tanaman disekitar rumah juga menambah sejuk area rumah karena menghasilkan oksigen. 
  • Gunakan sabun, shampoo dan cairan pembersih yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran air.

Harapan Orang Muda Indonesia Terhadap Isu Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan 

Anak muda adalah pihak yang paling berkepentingan dengan isu perubahan iklim. 

Bagaimana tidak? Anak muda merupakan generasi yang bakal menghabiskan waktu lebih panjang di bumi ini. Apa jadinya kehidupan mereka kalau skenario terburuk akibat perubahan iklim seperti krisis pangan dan air bersih benar-benar terjadi di usia keemasan mereka? 

isu perubahan iklim

Karenanya, sudah sewajarnya kalau anak muda pun dilibatkan secara aktif dalam upaya penyelamatan #UntukmuBumiku. 

Contoh sederhananya adalah dengan mulai mewajibkan materi tentang lingkungan hidup di seluruh jenjang pendidikan Indonesia. Anak Indonesia perlu memiliki wawasan lingkungan yang benar sejak dini. 

Keterampilan mengolah sampah, memanfaatkan barang bekas adalah keterampilan dasar yang perlu dibekali kepada semua siswa di Indonesia. Kalau perlu, semua anak Indonesia dibiasakan lagi untuk membawa bekal dari rumah. Kalaupun harus jajan di kantin, mereka diwajibkan membawa wadah makanan sendiri. Jika hal ini diterapkan, bayangkan berapa banyak sampah plastik kemasan snack yang bisa dikurangi. 

Selain itu, pengetahuan berkebun dan bercocok tanam juga penting diajarkan kepada seluruh siswa. Walaupun nanti nggak semua anak akan menerapkan berkebun di rumah, setidaknya hal itu bisa membantu menumbuhkan kecintaan terhadap tanaman. 

Saya berharap, di masa mendatang, penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan akan mendapat support lebih besar dari pemerintah dan masyarakat. Dengan begitu, akan banyak anak muda yang bersemangat mengembangkan teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan yang bisa digunakan untuk kehidupan. 

Tahu nggak sih? Saya pernah berangan suatu saat nanti, negara ini akan memiliki jalan raya yang sekaligus berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga gerak. Gesekan dan berat yang diterima jalan raya, dengan teknologi tertentu diubah menjadi energi listrik yang cukup untuk penerangan lampu jalan, dan fasilitas publik. 

Semoga saja, dalam waktu yang tak terlalu lama, seiring dengan terus meningkatnya kesadaran lingkungan para #MudaMudiBumi, kita #BersamaBergerakBerdaya menjadi #TeamUpForImpact yang solid untuk mencegah kerusakan akibat perubahan iklim. 

Bagaimana dengan kalian? Yuk, share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan

22 komentar

  1. Bener banget, anak-anak muda kudu banget nih ikut andil di dalam perubahan. Termasuk isu perubahan musim global. Keadaan bumi sudah semakin parah. Para orang tua tidak akan lama lagi bisa merawat bumi. Sudah saatnya anak-anak muda yang melakukannya. Ayo semua anak muda bisa. Dengan melakukan yang bisa dilakukan. Semangat!

    BalasHapus
  2. Perubahan iklim ini awalnya terasa nggak begitu mempengaruhi kehidupan sehari hari. Tapi setelah ngalamin sendiri gimana panasnya cuaca sampe nggak hujan2 padahal udah waktunya, duuhhh baru deh kerasa banget

    BalasHapus
  3. Jangankan Solo, di Malang aja uda bermunculan meme kalo kota Malang nembus matahari posisinya hahaha. Gilak sepanas itu gesss. Ya udah jadi tanggung jawab bersama ambil peran para muda mudi untuk menyelamatkan bumi. Sesederhana mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dan menghabiskan makanan dalam piring!

    BalasHapus
  4. Upaya penyelamatan bumi dapat kita lakukan mulai sekarang dari diri sendiri, keluarga hingga lingkungan kemudian masyarakat luas. Membawa wadah bekal dan botol minum ke manapun kita pergi udah bagus banget oh. Menggunakan barang yang bisa didaur ulang juga harus digalakkan. Naik transportasi umum dapat mengurangi polusi udara dan lain sebagainya. Mari lindungi hutan dan alam lingkungan kita agar kesehatan manusia semakin membaik.

    BalasHapus
  5. Anak muda memang harus punya concern lebih dengan isu lingkungan dan perubahan iklim karena memang ini sangat menentukan masa depan mereka, ayo yang muda bergerak untuk lingkungan yg sehat dan baik di masa depan

    BalasHapus
  6. Sedih banget kalau inget jaman dulu waktu kecil masih banyak lahan sawah yang luas, hijau banget dimana mana sampai berkabut waktu pagi hari. Beda jauh sama sekarang yang udah panas, sawah dan kebun sudah jadi perumahan, udah bediri gedung gedung tinggi, malangnya bumi kita

    BalasHapus
  7. Sama banget di Tangerang juga panas banget mbaa hiks. Aku pelan2 suka kasih tau ke anak2 tentang air, listrik.huhuu soalnya kalau pakek suka2 aja. Anak muda harus peduli lingkungan untuk keberlangsungan hidup di bumi. Walau bumi makin tua tapi kan tetap harus dijaga

    BalasHapus
  8. Duh memang belakangan tuh sedang panas-panasnya, kadang aku pun berpikir ini bisa terjadi juga karena ulah manusia yang egois. Tak hanya anak muda saja, kita semua juga bisa andil dalam penyelamatan bumi. Dengan adanya gerakan anak muda ini diharapkan mampu membawa perubahan yang baik agar dapat melindungi bumi ya.

    BalasHapus
  9. Kalau membayangkan untuk tahun 2040 atau 50 mendatang. Sungguh, saya kepikiran anak atau cucu saya. Nantinya bagaimana untuk bertahan hidup. Pemanasan global, udara bersih berkurang, sumber pangan menipis, dan lainnya.

    BalasHapus
  10. Kerasa banget, ya, dampak perubahan iklim. Cuaca makin panas aja. Kemarau panjang, krisis air di banyak tempat. Memang masalah menjaga kelestarian hutan dan lingkungan ini jadi tanggung jawab kita bersama

    BalasHapus
  11. Pelajaran PLH anak sekarang memang bikin orangtua juga tersadarkan betapa penerapan itu gak semudah teori yaa.. Dan aku bolak-balik disadarkan dari kejadian yang aku alami, terutama di Bandung mengenai pengelolaan sampah ini memang jadi PR besar deh..
    Dan aku harus berubah.

    Mimpi besarnya bukan hanya untuk bumi, tapi langkah kecil untuk lingkunganku agar lebih baik.

    BalasHapus
  12. aku baru ngeh kalo makanan sisa juga ada pengaruhnya ke lingkunanga, selama ini mikir cuma buang aja ( ngerasa sendiri} tapi kalau ada 1 juta orang melakukan..pasti jadi polusi juga jkan ya. Seluruh masyarakat perlu disosialisasikan dan edukasi soal isu lingkungan ini agar bisa bergerak bersama.

    BalasHapus
  13. Betul. Belum terlambat untuk melakukan gerakan penyelamatan meski kerusakan bumi sudah terlihat di sana sini. Anak muda sudah betul menjadi tonggak penggerak dalam berbagai aksi penyelamatan bumi ini. Semoga dimudahkan dan dilancarkan ya

    BalasHapus
  14. Jogja pun panas... Tahun ini lebih panas dari tahun lalu. Benar-benar deh panasnya udah di luar kebiasaan cuaca di Jogja. Btw, betul sekali, kudu terus berupaya menjaga lingkungan dan selalu turut serta dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Makasih sharingnya...

    BalasHapus
  15. Setuju banget tuh klo pelajaran tentang lingkungan hidup mendapatkan porsi yang besar di sekolah. Jadi sejak masih anak-anak, sudah diajarkan bagaimana untuk melakukan langkah2 kecil yang bisa menyelamatkan bumi ini.

    BalasHapus
  16. Aku masih ingat dulu capung, kupu-kupu, kepik, kunang-kunang, itu sangat banyak ,sekarang punah deh. Panas bukan main, menandakan bumi butuh kalian, butuh kita-kita buat selamatkan bumi ini

    BalasHapus
  17. Bandung yang terkenal sejuk pun sekarang mulai panas. Padahal saya tinggal di kaki Gunung Manglayang, tapi berasa panas bin gerah juga.
    Miris ya dengan kondisi lingkungan kita saat ini. Mulai kerasa dampak perubahan iklimnya.

    BalasHapus
  18. Iyaa panas banget, malam susah tidur karena kepanasan, kamarku kan ngga pakai AC di rumah mau ngetik jadi blank kepanasan, kebayang yang kerja di luar rumah kayak suamiku naik motor hiks

    BalasHapus
  19. Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah stop bakar sampah! Sungguh relate dengan kondisi beberapa bulan belakangan soal penutupan TPA yang bikin beberapa oknum mau tak mau akhirnya memilih untuk membakar sampah, padahal ini nggak hanya bikin polusi udara tapi juga efek rumah kaca makin parah ~

    BalasHapus
  20. Upaya tidak menyisakan makanan ini sudah dilakukan baik saat makan di luar ataupun memasak sendiri. sebisa mungkin porsi memasak bisa habis di makan anggota keluarga. Ternyata itu masuk dari bagian menjaga perubahan iklim ya . Penting nih diperhatikan sama anak muda yang biasa nongki-nongki di cafe

    BalasHapus
  21. Aku ngakak baca pembuka artikel ini. Emang cuaca lagi panas banget. Ngeri banget kalau 2040 sampai makanan dan air bersih langka. Tidak berbai membayangkan. Sekolah SD suda mulai banyak mengajarkan anak-anak untuk berkebun. Bahkan banyak sekolah yang punya kebun sendiri. Semoga bumi semakin baik.

    BalasHapus
  22. Bahkan peran orang Muda penting banget dalam menjaga bumi dari Perubahan Iklim dan isu lingkungan lainnya Karena, pada dasarnya menjaga bumi tugas kita semua.

    BalasHapus