Lebaran Haji tahun ini, saya dan Narend puas makan daging kurban di rumah Oma. Kami sampai di kampung sekitar 2 minggu sebelum perayaan Idul Adha.
Kebetulan peringatan Hari Raya Idul Adha tahun ini bertepatan dengan liburan anak sekolah. Jadi sejak jauh hari Narend sudah mengingatkan saya untuk cepat mudik supaya dia bisa puas main dengan sepupu-sepupunya.
Maka, tibalah kami lebih awal di rumah Oma.
Sudah jadi tradisi tiap tahun, setiap kali mendapat daging kurban, Oma selalu masak rendang dan kalio.
Ah, sebenarnya menu ini nggak jauh beda ya dengan menu di rumah lain. Tapi berhubung ada sentuhan tangan Oma, rasa rendang tiap Lebaran Haji terasa super istimewa. Tak tergantikan deh pokoknya.
Apalagi, kalau dimakan bersama, sambil sesekali rebutan potongan daging terbesar. Seru banget.
Ngomong-ngomong soal tradisi Idul Adha, kalian tahu nggak sih bahwa di negara kita yang kental budaya dan sangat plural ini ada banyak sekali tradisi khas perayaan Idul Adha di berbagai wilayah Indonesia.
Berikut ini beberapa tradisi unik perayaan Hari Raya Idul Adha di Indonesia:
1. Tradisi Meugang di Aceh
sumber : diskominfo.bandaacehkota.go.id |
Kita mulai dari daerah ujung barat Indonesia dulu ya. Tradisi Meugang diduga sudah berjalan sejak ratusan tahun silam.
Meugang yang berasal dari kata Makmeugang diawali dari kebiasaan Kerajaan Aceh di masa lalu yang selalu memotong hewan, biasanya sapi dan kerbau lalu digantung-gantungkan dan dibagikan secara gratis kepada rakyatnya. Hal ini merupakan ungkapan syukur atas berkah kemakmuran yang diterima rakyat Aceh
Di masa kini, kebiasaan mengantung daging segar itu dilestarikan setiap perayaan Idul Adha. Bedanya sekarang daging yang digantung itu dijual oleh pedagang.
2. Tradisi Apitan di Semarang
sumber : budayajawa.id |
Tradisi Apitan diyakini merupakan kebiasan Wali Songo saat merayakan Idul Adha. Tradisi Apitan yang merupakan wujud ungkapan syukur ini dilakukan dengan arak-arakan gunungan hasil tani, dan ternak.
Biasanya juga didampingi oleh berbagai hiburan kesenian lokal.
Sebelum diarak keliling, gunungan biasanya didoakan dulu oleh sesepuh. Dan diakhir arak-arakan, warga akan berebut mengambil hasil tani yang diarak tadi.
3. Tradisi Grebeg Gunungan, Yogyakarta
sumber : indonesia.travel |
Tradisi Grebeg Gunungan di Yogya ini mirip dengan tradisi Apitan, Semarang. Sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, warga muslim Yogyakarta mengarak hasil bumi dari halaman Keraton hingga Masjid Kauman.
Biasanya ada 3 gunungan yang diarak beriringan berisi rangkaian sayur dan buah. Di akhir arak-arakan, masyarakat akan berebut mengambil hasil bumi tadi.
4. Tradisi Gamelan Sekaten di Cirebon dan Surakarta
Tradisi Perayaan Idul Adha di Cirebon dan Surakarta hampir sama, yaitu Gamelan Sekaten. Gamelan Sekaten, sebenarnya tidak hanya dilakukan saat merayakan Idul Adha saja, tetapi jugadilakukan pada hampir setiap peringan hari besar agama Islam.
Diyakini, gamelan sekaten adalah tradisi yang dilakukan oleh Wali Songo di masa penyebaran Islam di Jawa.
5. Tradisi Manten Sapi di Pasuruan
sumber :liputan6.com |
Di Pasuruan, Perayaan Idul Adha dilakukan dengan mendandani sapi, satu hari sebelum Hari-H. Sapi-sapi yang akan disembelih untuk kurban itu dimandikan menggunakan air kembang, dikalungi bunga dan diberi kain putih selayaknya mempersiapkan pengantin.
Setelah didandani cantik, sapi-sapi kurban lalu diarak keliling kampung. Hal ini dilakukan warga Pasuruan sebagai bentuk penghormatan kepada hewan kurban dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
6. Tradisi Accera Kalompoang, Gowa
sumber: eljohnnews.com |
Di Gowa, Sulawesi Selatan, perayaan Idul Adha diisi dengan tradisi Accera Kalompoang. Tradisi berupa penyucian pusaka-pusaka peninggalan Kerajaaan Gowa ini dilakukan dua hari berturut-turut dan dianggap sakral.
Upacara Accera Kalompoang biasanya dilakukan di rumah adat Balla Lompoa atau Istana Raja Gowa. Konon tradisi ini dimulai sejak masa pemerintahan Sultan Alauddin, Raja Gowa-14 yang merupakan raja pertama yang memeluk agama Islam.
7. Tradisi Jemur Kasur di Banyuwangi
sumber : kabarbanyuwangi.info |
Suku Osing di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur menyambut Idul Adha dengan menjemur kasur. Atau dalam bahasa lokal, mepe kasur.
Kasur yang dijemur biasanya berupa kasur kapuk berwarna merah dan hitam. Merah melambangkan keberanian, hitam melambangkan kelanggengan.
Tradisi mepe kasur diawali dengan tarian gandrung, setelah itu ibu-ibu suku Osing akan membawa kasur ke depan rumah lalu dijemur dari pagi hingga sore. Sesekali kasur akan dipukul dengan rotan atau sapu lidi supaya bersih. Di malam harinya, tradisi ini ditutup dengan gelaran Tumpeng Sewu.
8. Tradisi Kaul Negeri dan Abda’u, Maluku Tengah
sumber : travelingyuk.com |
Ada tradisi unik perayaan Idul Adha di Maluku Tengah, tepatnya di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu. Tradisi unik ini disebut Kaul Negeri dan Abda'u.
Kaul Negeri dan Abda'u biasanya dilakukan setelah sholat Idul Adha. Para pemuka adat dan pemimpin agama menggendong tiga kambing kurban menggunakan kain adat sambil berjalan mengeliling kampung diiringi alunan takbir dan salawat.
Konon tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 1600-an. Tradisi ini diyakini sebagai penolak bala sekaligus bentuk permohonan perlindungan dan ucapan syukur kepada Allah SWT.
9. Tradisi Lawa Pipi di Uli Halawang, Maluku Tengah
Masih dari Maluku Tengah, di Uli Halawang terdapat pula tradisi unik saat merayakan Idul Adha yang disebut Lawa Pipi.
Tradisi Lawa Pipi adalah perayaan arak-arakan hewan kurban. Istilah Pipi berasal dari bahasa Hila. ‘Lawa’ berarti lari dan ‘Pipi’ yang bermakna kambing.
Tradisi Lawa Pipi dilakukan sehari setelah shalat Idul Adha dan dijadikan agenda wisata tahunan oleh Pemerintah Provinsi Maluku.
Kambing yang diarak dalam Lawa Pipi haruslah kambing yang berusia lebih dari dua tahun dan tidak cacat.
Setelah didoakan bersama dan diarak keliling kampung, kambing yang dsebut Tema itu disembelih dan orang-orang akan melemparkan uang.
10. Tradisi Ngejot di Bali
Umat muslim Bali punya tradisi unik dalam merayakan Idul Adha, yang disebut Ngejot.
Ngejot adalah tradisi membagikan makanan, minuman dan buah-buahan kepada tetangga-tetangga non-muslim. Tentu saja, makanan yang dibagi bukan daging sapi karena sapi dalam tradisi Hindu merupakan hewan suci.
Tradisi ini merupakan bentuk terima kasih kepada warga non muslim yang memiliki toleransi tinggi.
11. Tradisi Toron di Madura
Terakhir, tradisi Idul Adha yang berasal dari Madura, yaitu Toron.
Toron berarti mudik. Tapi kalau mudik identik dengan perayaan Idul Fitri, toron identik dengan Idul Adha. Masyarakat Madura merayakan Hari Raya Idul Adha, dengan pulang kampung dan silaturahmi dengan kerabat.
Tradisi Kurban JNE
Seperti yang tradisi masyarakat muslim di berbagai wilayah Indonesia, JNE pun punya tradisi dalam merayakan Idul Adha.
Seperti yang dilakukan dalam Idul Adha 1443 H tahun ini, JNE bersama TIKI membagikan 4.000 daging hewan kurban dalam acara #TIKIJNEIdulAdhaBareng.
Acara yang digelar Minggu (10/7) silam dilakukan di Yayasan Taman Yatim Piatu & Tuna Netra (Yatuna) Suprapto Suparno Jl. Pusdiklat Depnaker, Kec. Makasar, Jakarta Timur. Yayasan ini didirikan oleh pendiri JNE Alm H. Soeprapto Suparno.
Seluruh daging kurban dibagikan kepada ribuan kaum dhuafa dan yatim piatu, serta masyarakat di sekitar kantor pusat maupun cabang JNE di 62 kota.
Nggak hanya itu, untuk menyemarakan peringatan Idul Adha, JNE juga membagikan hadiah 32 kambing melalui program kuis giveaway #GameSiJoni.
Dari program giveaway yang diselenggarakan di akun Instagram official @jne_id sejak 6-10 Juli 2022 itu terjaring para pemenang. Tiap pemenang mendapat hadiah masing-masing 1 ekor kambing kurban. Seru ya.
Oh iya, masih dalam rangkaian perayaan Idul Adha, JNE juga meluncurkan program promo special yang berlangsung mulai 7 hingga 17 Juli 2022. Promo special itu berupa diskon 20% untuk penngiriman paket tujuan Negara Timur Tengah (Arab Saudi, Turki, Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Yordania, Kuwait, Bahrain, Oman). Tanpa minimal berat lho.
Selain itu, Khusus untuk member JNE Loyalty Card (JLC) ada program Double Point untuk Service International pengiriman ke Negara Timur Tengah.
Semoga jadi tambah tahu.
Tidak ada komentar