Selang 5 tahun sejak rilis, Reply 1988 masih sering jadi pembicaraan. Rasanya mustahil kalau ngobrolin drama korea, apalagi tanya rekomendasi drama terbaik tanpa menyebut Reply 1988.
Drama ini sempat memuncaki rating di masa penayangannya, 6 November 2015 sampai 16 Januari 2016, dan menyabet berbagai penghargaan. Bahkan orang-orang yang biasanya nggak terlalu tertarik dengan drama korea pun, nggak sedikit yang menggandrungi Reply 1988.
Reply 1988, seperti juga Reply seri sebelumnya, disutradarai oleh Shin Won Ho dan naskahnya ditulis oleh Lee Woo-Jung. Keduanya juga bekerja sama menggarap Hospital Playlist dan Prison Playbook.
Waktu pertama kali menonton Reply 1988 beberapa tahun lalu, jujur saja, saya nggak merasa drama ini terlalu istimewa. Memang, Reply 1988 menyuguhkan banyak hal yang berbeda dari drama korea kebanyakan. Tapi secara pribadi, saya malah lebih suka Reply 1994 yang kental nuansa romance-nya.
Reply 1988 lebih menekankan konflik dan lika-liku kehidupan keluarga dan bertetangga. Termasuk lika-liku dunia remaja di masa akhir 1980-an, yang entah kenapa nilai-nilai yang ditampilkan rasanya masih tetap relevan dengan kehidupan masa kini.
Reply 1988 juga jeli banget memotret hal-hal terkecil dari gaya hidup 1988. Ah, mungkin bagi sebagian orang, terutama yang lahir di tahun 1990-an nggak bisa relate dengan hal-hal klise ini.
Tapi buat saya yang lahir 1983, rasanya seperti nostalgia. Nostalgia dengan trend busana, dengan teknologi pada masa itu, bahkan hingga trend make up-nya. Sepertinya Korea Selatan dan Indonesia tak banyak berbeda pada masa itu.
Itu adalah masa saat film Hong Kong sedang dipuja di seluruh Asia. Aktor Hong Kong seperti Leslie Chung, Andy Lau, Leon Lai mulai digilai di akhir 1980-an sampai pertengahan 1990-an. Saya ingat dulu, sering ikut ibu meminjam kaset untuk menonton film-film Hong Kong itu.
Ini juga masa ketika internet dan smartphone belum popular, bahkan belum terbayangkan akan dipakai banyak orang. Televisi di masa itu adalah TV tabung yang ditonton beramai-ramai dan nggak punya remote. Kalau mau ganti channel harus pencet tombol di TV.
Ah, tapi di Indonesia ngapain juga harus punya remote, wong saluran TV saja baru ada TVRI.
Kalau saya ada di dalam Reply 1988, saya mungkin bakal sepantaran dengan adik Sung Sunwoo yang menggemaskan itu, Sung Jin Joo. Belum cukup mengerti dengan situasi tapi sudah bisa merekam cerita dalam ingatan.
Sinopsis
Reply 1988 berkisah tentang persahabatan 5 remaja. Atau lebih tepat kalau disebut persahabatan 5 keluarga yang tinggal dalam satu lingkungan di Ssangmundong, Dobong-gu, Seoul. Rumah-rumah mereka benar-benar dekat, saling berhadapan, bersebelahan.
Ibu-ibu Ssaangmundong biasa kumpul bareng di gang sambil menunggu kedatangan anak dan suami mereka. Duduk santai, sambil rumpi-rumpi membicarakan keluarga masing-masing. Guyub banget suasananya.
Ini dia keluarga yang tinggal di Ssangmundong:
Keluarga Sung
Kepala keluarga, Sung Dong Il (diperankan Sung Dong Il) merupakan karyawan di sebuah bank dengan penghasilan super pas-pasan karena harus menjadi penjamin utang temannya. Saking miskinnya, keluarga ini bahkan hanya tinggal di basement rumah keluarga Kim.
Rumah yang sangat sederhana, karena hanya ada 3 ruangan. Dapur, ruang makan sekaligus ruang kumpul dan tempat tidur Sung Dong Il serta istri dan anak bungsunya. Satu kamar lagi, dipakai oleh dua anak perempuan keluarga Sung.
Si Ibu, Lee Il Hwa (diperankan Lee Il Hwa), ibu rumah tangga yang sering pusing karena harus putar otak memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan pendapatan suami yang minim.
Pasangan ini memiliki 3 orang anak dengan usia yang tak terpaut jauh, masing-masing hanya berjarak antara 3 dan 2 tahun.
Anak pertama, Sung Bo Ra (Ryu Hye Young) tipikal anak pertama yang bossy. Bisa dibilang dia ibarat puteri di rumah ini.
Sebagai anak pertama, Sung Bo Ra bagai mendapat keistimewaan terbebas dari tugas domestik. Tugasnya hanya belajar. Kasihan juga sih sebenarnya karena walau kelihatan serba enak dan dimanja, Bo Ra sebenarnya menanggung beban berat demi keluarganya.
Anak kedua, Sung Deok Sun (Lee Hye Ri), juga merupakan gambaran anak tengah yang selalu jadi objek penderita di keluarga.
Tampang dianggap nggak terlalu cantik, nilai pelajaran di sekolah juga pas-pasan. Malah bisa dibilang nyaris nggak tertolong. Ibunya sampai minta tolong dukun dan ganti nama Deok Sun hanya agar Deok Sun bisa masuk universitas.
Deok Sun sering merasa tersisih dari keluarga karena orang tuanya lebih memprioritaskan kebutuhan Bo Ra dan memanjakan si bungsu Song No Eul (Choi Sung Won).
Tapi mungkin karena itu, Deok Sun bisa hidup lebih bebas, tak banyak beban. Ia nggak harus tertekan memenuhi harapan orang tuanya, seperti Bo Ra. Makanya, ia lebih luwes dalam pergaulan, mudah disukai dan seru.
Baik di rumah maupun di sekolah, Deok Sun didukung oleh sahabat-sahabat yang luar biasa setia. Di sekolah ada Jang Mi Ok (Lee Min Ji) dan Wang Ja Hyun (Lee Se Young). Sementara di Ssangmundong ada Kim Jung Hwan, Choi Taek, Sung Sun Woo dan Ryu Dong Ryong, sahabatnya sejak kecil.
Anak ketiga, Song No Eul terkesan inferior karena tumbuh bersama dengan kakak-kakak perempuannya yang super garang. Kendati begitu, No Eul adalah anak kesayangan. Dia sangat disayang oleh orang tua dan kakak-kakaknya.
Intinya, meski interaksi keluarga Sung penuh dengan teriakan, makian kadang juga saling pukul tapi keluarga ini saling menyayangi satu sama lain.
Keluarga Kim
Keluarga Kim dulu keluarga paling miskin di Ssangmundong. Ada empat anggota keluarga yang harus tinggal berdesakan di sebuah ruang sempit. Hingga suatu hari anak pertama keluarga Kim berhasil memenangkan lotere yang membuat kehidupan mereka berubah 180֯.
Kepala Keluarga, Kim Sung Kyun (diperankan oleh Kim Sung Kyun) adalah orang yang nyentrik. Saking nyentrik-nya, anak dan istrinya sering malu dengan kelakuannya. Saya yang nonton aja kadang malu lihat kelakuan gilanya. Hahaha. Hanya Deok Sun yang bisa mengimbangi kegilaannya.
Walau statusnya kepala keluarga, Kim Sung Kyun tak berkutik dihadapan istrinya yang super garang, Ra Mi Ran (diperankan oleh Ra Mi Ran). Ibu tiger ini lah penguasa rumah keluarga Kim sebenarnya. Persis ibu saya di rumah. Hahaha.
Semua urusan rumah diatur oleh Mi Ran, mulai dari makanan, cara menghidupkan pemanas ruangan, sampai urusan WC mampet. Semua diurus oleh ibu super ini. Tanpa kehadiran Mi Ran yang hobi pakai baju motif animal print ini, rumah keluarga Kim porak poranda.
Anak sulung Keluarga Kim, Kim Jung Bong (Ahn Jae Hong) sebenarnya anak yang cerdas. Kalau dia hidup di tahun 2020, pasti bakal sukses jadi pemimpin perusahaan start up. Cara pikirnya terhitung visioner untuk ukuran remaja di masanya. Makanya sering dianggap aneh.
Jung Bong, bisa sangat fokus pada satu hal yang kelihatan remeh. Dia sanggup menghabiskan waktu berjam-jam di kamar. Lupa makan, lupa tidur hanya untuk menekuni hobi. Hobinya juga sering ganti-ganti. Unik banget deh.
Kim Jung Hwan (Ryu Jun Yeol) yang akrab disapa Jung Pal adalah anak bungsu Keluarga Kim. Murid yang cerdas, ganteng, setia kawan tapi juga tsundere banget. Gemes lihatnya. Apalagi saat dia mulai sadar kalau dia naksir Deok Sun. Gayanya canggung tapi lucu.
Keluarga Choi
Hanya ada dua anggota di keluarga Choi yaitu Choi Moo Sung (diperankan oleh Choi Moo Sung) dan anak laki semata wayangnya, Choi Taek (Pak Bo Gum).
Ibu Taek meninggal saat Taek masih kecil. Hal ini membuat Moo Sung depresi dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke Seoul dari kampung halamannya. Di Seoul, Moo Sung dan Taek memulai lembaran hidup dan menulis kenangan baru bersama keluarga lainnya yang tinggal di Ssangmundong.
Bapak anak ini punya karakter yang serupa. Kalem dan tidak ekspresif. Mau apapun kejadian yang ada di depan mata, ekspresinya tetap sama, lempeng aja gitu. Tapi di sisi lain, untuk urusan percintaan, keduanya adalah orang yang to the point.
Moo Sung menjalankan toko jam tangan di samping rumahnya. Sementara Choi Taek adalah atlet baduk atau go alias catur cina skala internasional.
Karena fokus dengan baduk, Taek tidak mengikuti sekolah formal seperti anak-anak sebayanya. Makanya dia suka ketinggalan trend.
Tapi jangan salah ya, meski nggak sekolah bukan berarti Taek nggak pintar. Dia cuma kurang gaul aja. Kalau urusan intelegensi, dia sih diatas rata-rata. Karena baduk adalah permainan strategi yang membutuhkan kecerdasan tingkat tinggi. Jadi kebayang kan pintarnya Taek yang jadi juara baduk internasional.
Keluarga Ryu
Kepala Keluarga Ryu, Ryu Jae Myung (diperankan oleh Yoo Jae Myung) adalah kepala sekolah. Dia dan isterinya sibuk bekerja. Istri Ryu merupakan agen asuransi yang sukses dan sangat sibuk.
Anak-anak mereka sudah berkeluarga dan tinggal di tempat terpisah. Tinggal si bungsu, Ryu Dong Ryong (Lee Dong Hwi) yang tinggal bersama ayah ibunya. Dong Ryong sangat kesepian di rumah karena orang tuanya tak pernah ada di rumah.
Bahkan saat dia kabur dari rumah pun, orang tuanya nggak sadar. Kasihan banget si Dong Ryong.
Tapi Dong Ryong anak yang ceria. Partner gila-gilaan Deok Sun yang selalu berhasil meramaikan suasana.
Keluarga Sung (Janda Kim)
Kim Sun Young (diperankan Kim Sun Young) berjuang jadi ibu tunggal setelah kematian suaminya. Beruntung, anak lelaki sulungnya sangat pengertian dan perhatian pada keluarga.
Sung Sun Woo (Go Kyung Pyo),anak sulung dari janda kim pemuda cerdas yang selalu membantu ibunya. Dia juga terampil menjaga adik perempuannya yang baru berusia 5 tahun. Pokoknya anak yang bisa diandalkan deh.
Tapi Sun Woo ini bucin abis. Dia setia banget dengan Bo Ra meski ditentang kedua keluarga. Oh iya, di masa ini pernikahan antara keluarga bermarga sama masih tidak diakui negara. Kalau mereka menikah anaknya juga tak diakui sebagai anak sah. Nah berhubung Sun Woo dan Bo Ra memiliki marga yang sama, pernikahannya sempat ditentang seluruh keluarga.
Benang merah antara Reply 1994 dan Reply 1988 juga kelihatan di scene saat Sun Woo yang menjadi dokter residen nanti ternyata kolega dari Sseuregi Oppa.
Kisah remaja yang mengesankan
Seperti pola bertutur di Reply 1994 dan Reply 1997, Reply 1988 adalah kilas balik kenangan Deok Sun dewasa. Sehingga tentu saja benang merah dari kisah ini adalah kehidupan Deok Sun di tahun 1988.
Deok Sun yang masih SMA, mengalami cinta monyet dan sempat naksir sahabatnya Sun Woo. Berhubung cintanya ternyata bertepuk sebelah tangan, Deok Sun patah hati. Apalagi saat tahu kalau perempuan yang disukai Sun Woo sebenarnya kakak sulungnya yang galak, Bo Ra.
Tapi namanya juga remaja, hati Deok Sun pun beralih ke Jung Hwan. Nah ini nih yang bikin banyak orang masih sering menyesalkan ending 1988, karena Deok Sun urung jadian dengan Jung Hwan meski keduanya saling suka.
Penyebabnya tak lain tak bukan tentu saja karena Jung Hwan ragu-ragu mendekati Deok Sun. Di sisi lain Deok Sun sebagai perempuan juga gengsi menyatakan cinta duluan.
Saya sebenarnya cukup memahami keraguan Jung Hwan mendekati Deok Sun. Itu karena Jung Hwan tahu kalau Taek menyukai Deok Sun. Hatinya ada di persimpangan antara cinta dan persahabatan.
Masalahnya, saat dia memutuskan untuk memilih cinta, Jung Hwan udah kadung kalah start dengan Taek yang to the point dan nggak banyak mikir.
Part cinta segitiga antara Taek, Deok Sun, dan Jung Hwan tergarap dengan sangat baik dan sukses bikin penonton terbagi jadi dua kubu. Chemistry antara Deok Sun dan Jung Hwan memang bagus banget. Ya wajar sih, karena tak lama setelah drama ini selesai Hyeri dan Jun Yeol dikonfirmasi pacaran.
Saya nggak tau bagaimana kisah remaja zaman sekarang, tapi sebagai remaja tahun 90-an saya masih bisa relate dengan gaya pergaulan Genk Ssangmundong.
Waktu itu kita bisa naksir orang hanya karena “dikompor-kompori” oleh sahabat. Di masa itu, rasanya juga tabu banget buat cewek menyatakan cinta dulu. Jadi cewek cuma bisa kasih sinyal dan berharap cowok yang kita taksir menyatakan cinta. Ribet ya. Hahaha
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Reply 1988 memberi gambaran yang sangat jelas tentang kuatnya hubungan keluarga.
Salah satu yang paling berkesan adalah cerita hubungan anatara Bo Ra dengan ayahnya, Sung Dong Il.
Entah kenapa, dibanding dengan anggota keluarga lain, hubungan bapak dan anak ini canggung sekali. Kalau mereka hanya duduk berdua, yang ada cuma hening. Sama-sama nggak bisa saling mengungkapkan perasaan.
Pokoknya nonton aja deh cerita mereka di episode-episode akhir. Dijamin nangis deh.
Saya suka cara sutradara dan penulis Reply 1988 menggambarkan perjuangan sosok ayah.
Para ayah di Reply 1988 mirip seperti kebanyakan sosok ayah di kehidupan nyata. Kelihatan santai, ceria seolah tak punya beban banyak karena semua urusan rumah tangga ditangani istrinya. Kadang mereka ciut nyali dihadapan isterinya.
Tapi di balik itu para kepala keluarga ini juga menanggung beban hidup.
Setegar-tegarnya mereka dihadapan anak-anak, ayah juga seorang anak yang kadang kangen dengan ibunya.
Ayah juga kadang tertekan dengan pekerjaannya karena harus menghadapi atasan yang semena-mena. Tapi semua ditanggung sendirian karena mereka memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Sediihh.
Akhir kata, Reply 1988 memang layak jadi salah satu drama terbaik sepanjang masa. Drama ini menyentuh dan menghangatkan hati. Tidak hanya dipuaskan oleh romansa, kita sebagai penonton juga dibuat ingat dengan kehangatan keluarga.
Semoga jadi tambah tahu ya.
Sebagai penonton drakor musiman dan pemula, saya sering terpancing buat nonton drama korea yang ini, reviewnya bagus2 dan banyak yang suka. Tapi udah di-download berbulan-bulan, belum pernah di-play hahahahaha
BalasHapusMenurutku, Reply 1988 ini agak lama "panas"nya. Baru seru dan keren banget setelah eps 4 gitu. Tapi emang bagus banget sih
Hapus