#MemesonaItu Perpaduan Karakter yang Kuat, Passion dan Konsistensi


Mari kita jujur. Akui sajalah wajah yang cantik atau ganteng, bodi aduhai, mobil mewah atau rumah mentereng nggak selalu serta merta membuat kita terpesona pada seseorang bukan? Sekedar kagum saja sih, masih mungkin.

Tapi, yang kemudian membuat kita benar-benar terpesona pada seseorang biasanya karena hal-hal lain yang dimilikinya. Oke, mari coba kita kilas balik sejenak. Ada kalanya seseorang dengan tampang biasa-biasa, bodi asal bentuk dan bahkan tidak popular bisa membuat kita terpesona. Seperti lagunya Oma Titiek Puspa itu lho, “Apanya Dong”

........“Pikir-pikir apanya, apanya. Apanya dong.
Dia punya apa?
Sungguh mati aku tertarik
Mungkin itu rambutnya, keningnya
Semuanya biasa saja
Coba aku lihat lagi, yang mana yang menarik?”
........

Nah tuh kan? Pernah nggak mengalami hal seperti itu pada seseorang? Saya pernah! Sering malah.

Beberapa sahabat baik saya, menilai saya punya selera yang tidak biasa. Anti mainstream! Mungkin begitu istilahnya. Kadang saya nge-fans dengan artis atau penyanyi yang menurut mereka nggak banget. Kadang saya juga mengagumi karakter yang super jahat dalam film atau drama televisi. Dan menurut teman-teman, selera saya itu aneh!

Ah, nggak paham juga sih maksud sebenarnya gimana. Tapi harus diakui kadang saya tertarik dengan seseorang yang dianggap oleh kebanyakan lainnya tidak terlalu menarik. Setidaknya tidak menarik menurut pandangan umum. But somehow, mereka kelihatan memesona di mata saya. Apa ada yang pernah merasakan hal yang sama seperti saya?

Oke kalau gitu kita sepakat dong ya. #MemesonaItu bukan hanya sekedar perkara fisik. Emang berapa lama sih pesona fisik bisa bertahan? Berapa lama kita bisa tahan bergaul atau ngobrol dengan seseorang yang menarik secara fisik, tapi setengah mati nggak nyambung, misalnya. Ugh, menyebalkan sekali!

Saya punya beberapa pengalaman soal itu. Bertemu dengan perempuan dan lelaki yang *hmmm secara fisik cukup enak dilihat. Pakaian rapi, karir yang oke dan kelihatannya banyak duit juga. Tapi entah kenapa, saya nggak tahan ngobrol lama-lama dengan mereka. Bukan karena badannya bau sih, tapi karena orangnya sungguh mati membosankan.

Auranya terlalu negatif buat saya. Saya nggak bilang mereka jahat lho ya. Cuma ya itu tadi, terlalu negatif aja. Kayaknya cuma mampu membahas dirinya sendiri gitu lho. Kalau nggak gitu ya terlalu banyak mengeluh atau malah sok menghakimi apa aja. Mungkin dia rasa, dia yang paling sempurna di dunia atau pegimana? Ah kok malah ngelantur gini.

Mereka yang #MemesonaItu, menurut saya, adalah orang-orang yang punya gairah hidup. Mengerjakan kewajiban, peran dan dharmanya secara total. Meskipun perannya terlihat sepele. Contoh kecil sajalah, saya pernah bertemu tukang parkir yang kelihatan passionate sekali saat bertugas. Ia tersenyum menyambut motor dan mobil yang datang. Ia memandu pengemudi memarkir kendaraan dengan sangat baik, dan cekatan. Berterima kasih dengan senyum tulus saat menerima uang parkir. Hal yang sederhana bukan? Tapi sangat mengesankan, dan saya nggak ragu memberi kelebihan uang parkir buat dia. Padahal saya ini pelit lho.

Megawati Soekarno Putri, adalah salah satu tokoh perempuan yang memesona bagi saya. Dia itu, tokoh perempuan yang benar-benar mengambil peran besar dalam sejarah Indonesia modern. Terlepas dari darah kental proklamator dan nama besar yang disematkan dibelakang namanya. Dimata saya, Megawati adalah politikus perempuan yang berkarakter, cerdas, berani, dan memegang teguh prinsip.
credit photo : berita360.com
Sulit buat saya membayangkan perempuan, anak tokoh ternama negeri ini, harus mengalami kesulitan hidup seperti dia namun tetap kukuh memegang prinsip. Sebagai anak presiden, Megawati bahkan tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Terganjal oleh kebijakan yang dibuat oleh lawan politik bapaknya. Dia juga harus kehilangan suami pertamanya dalam sebuah kecelakaan pesawat, konon itu kecelakaan yang disengaja lho. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke partai politik pun, masih dijegal sana-sini. Politik di Indonesia ini kejam, Bung! Apalagi buat perempuan seperti Megawati. Rasanya mungkin seperti kambing yang masuk kandang singa.

Peristiwa 27 Juli 1996, yang juga dikenal Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli (Kuda Tuli), mungkin salah satu peristiwa politik yang paling diingat. Saat Megawati mendapat mandat sebagai Ketua Umum, namun tak direstui oleh rezim berkuasa saat itu. Kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro Jakarta yang saat itu dikuasai pendukung Megawati diserbu oleh pendukung Soerjadi, Ketua Umum PDI tandingan versi Kongres Medan, yang notabene sebagai kubu yang direstui rezim Orde Baru.

Kerusuhan meluas, lima korban meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Bisa terbayang perasaan dan kesulitan yang dihadapi Megawati saat itu? Saya bisa. Saya harus mengakui hidup yang dijalani seorang Megawati pasti tidak mudah. Menjadi ketua umum partai, lantas menjadi presiden, bukan hanya tangung jawab besar yang harus dihadapi, tetapi juga tantangan besar.

Satu hal lain yang membuat saya terpesona, kagum dengan sosok ini saat ia bersikukuh menjadi pihak oposisi selama 10 tahun selama pemerintahan SBY (Soesilo Bambang Yudhoyono). Bahkan partai dan tokoh politik laki-laki pun tidak ada yang berani se-ekstrim itu memosisikan diri. Sebagian lebih suka merapat dengan pihak berkuasa sementara sebagian lain malah lebih suka bermain dua kaki, oportunis. Hanya demi cipratan kekuasaan.

Sikap Megawati yang teguh pendirian dan memegang teguh prinsip juga kerap saya dengar dalam beberapa pidatonya di berbagai kesempatan. Indonesia yang berdasar Pancasila, menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan, tidak ada tempat untuk pandangan atau paham intoleran.

Bagi beberapa kalangan cara pandang Megawati ini mungkin saja dianggap terlalu berlebihan, mungkin Megawati juga dicap sebagai perempuan yang tidak cakap memimpin, terlalu kaku atau apalah itu. Hei! Menurut saya, orang-orang itu cuma tidak paham bagaimana cara berpikir seorang nasionalis sejati. Dan Megawati sendiri sudah membuktikan bagaimana dia memimpin PDI-P sehingga mendapat suara terbesar pada Pemilu 2014 silam, lantas menjadikan banyak kader PDI-P sebagai pemimpin daerah yang berprestasi.

Apa yang saya pelajari dari pesona Megawati ini? Ada beberapa hal, coba kita jabarkan sedikit ya

Pertama, #Memesona itu bukan semata urusan fisik. Berbicara tentang memesona berarti bicara tentang karakter yang mengesankan. Karakter yang mengesankan terbentuk dari ketabahan menjalani berbagai kesulitan hidup. Karakter ini ditempa oleh kesabaran, kesadaran diri yang tinggi dan sikap pantang menyerah. Mereka yang terus berlatih untuk tetap sadar dan waras dalam menghadapi hidup.

Kita lihat banyak contoh orang yang menjadi “gila” karena merasa hidupnya terlalu sulit. Orang-orang yang tidak “sadar” seperti ini biasanya lebih suka mengambil jalan pintas untuk mengakhiri derita, ketimbang menghadapi masalah itu sendiri. Sebaliknya, orang-orang yang terus berjuang, pantang menyerah dalam mengatasi masalah biasanya keluar sebagai pemenang, jadi orang yang sukses. Ya, mungkin seperti Megawati itu, kesulitan hidup yang ia dapat selama berpuluh-puluh tahun tidak membuat dia menyerah kan? 

Kedua, #MemesonaItu berarti mencintai diri sendiri dan kehidupan. Kehidupan ini patut disyukuri, pantas dicintai dan memang harus dinikmati. Dalam ajaran seperti Hindu dan Budha, yang meyakini tentang tumimbal lahir atau kelahiran kembali, kehidupan sebagai manusia adalah berkah yang harus disyukuri. Karena pada fase inilah, jiwa kita diberi kesempatan untuk membuat karma baik sebanyak-banyaknya hingga bisa terlahir kembali di nirwana.

Mencintai diri berarti kita melakukan yang terbaik untuk kehidupan yang kita jalani. Sederhana saja, misalnya dengan menjaga kesehatan, istirahat yang cukup. Nggak gampang baper juga jadi bagian mencintai hidup lho. Sadar nggak sih betapa merugikannya jadi orang baper? Ada yang nyindir sedikit marah, ada yang nyenggol langsung dendam. Bahkan liat status teman facebook pun sakit hati. Orang kayak gini benar-benar deh nggak bisa nikmatin hidup. Makanya kebanyakan susah move-on.

Ketiga, #MemesonaItu melakukan hal yang kita sukai dan yakini dengan sepenuh hati. Tidak ada yang lebih menggairahkan dalam hidup selain menjalankan hobi atau hal yang disukai. Apalagi kalau hal yang kita sukai itu bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Saat kita melakukan hal yang kita sukai, kita akan belajar dengan senang hati, tanpa beban. Kita bahkan tidak keberatan bila harus menghabiskan seharian penuh mengerjakannya. Kita akan menikmati setiap prosesnya. Saat kita menjalani hal yang kita sukai, kesulitan akan menjadi tantangan.

Keempat, #MemesonaItu konsisten. Terdengar klise memang, tapi menjadi konsisten itu bukan perkara gampang lho. Saya tahu persis itu. Contoh gampang saja, seperti rutin update blog. Niatnya sih bisa rutin update tiap hari, atau setidaknya dua hari sekali. Tapi apa yang terjadi kemudian? Ah, saya terlalu banyak alasan untuk tidak mengisi blog ini. Capek lah, sibuk lah, sakit lah. Banyak deh pokoknya.

Sebenarnya akan lebih mudah bagi kita untuk konsisten mengerjakan satu hal, bila itu memang sesuai dengan passion kita. Jadi, saran saya, tidak perlu membuang waktu untuk mengerjakan hal yang bukan passion kita. Nggak usah repot-repot berusaha menjadi seperti orang lain. Si Anu mungkin bisa sukses sebagai penulis novel romance karena memang passion-nya di situ. Kita boleh tergiur dengan kesuksesannya, boleh terinspirasi dengan perjuangannya tapi tidak perlu repot-repot menjadi seperti Si Anu. Karena kita bukan dia.

Alih-alih berusaha menjadi seperti orang lain, bukankah akan lebih bermanfaat bila kita menghabiskan waktu untuk lebih mengenali diri sendiri dan menggali potensi yang kita miliki. Setelah ketemu, lakukan dengan sepenuh hati, terus berinovasi, gali pengalaman. Konsisten!

Jadi, untuk bisa memesona, penting buat kita untuk mengenali betul apa yang kita sukai, apa potensi yang kita miliki. Dalam kisah Megawati, boleh jadi ada nilai-nilai yang memang diperjuangkan olehnya. Mungkin seperti semangat untuk meneruskan perjuangan ayahnya, Soekarno untuk merawat Nusantara. Politik lantas jadi pilihan jalan yang ditempuh untuk memperjuangkan keyakinannya itu. Dan ia konsisten menjalani jalur yang dipilih.

Oke, mulai detik ini saya bertekad untuk bisa jadi memesona. Setidaknya saya harus belajar untuk lebih bersabar dan menikmati hidup dulu. Alih-alih fokus pada hal yang tidak saya miliki, bukankah akan lebih baik kalau saya mulai menikmati apa yang saya miliki saat ini. Apa yang saya miliki mungkin tidak sempurna, tapi bukan berarti tidak bisa membuat saya bahagia bukan? Saya hanya mau bahagia dengan cara yang sederhana.


6 komentar

  1. Ciamik Mbaaa.. Bener kalo anti mainstream sih.. Disaat banyak orang justru ngga suka dengan bu Mega, mba wied malah terpesona dengan ketangguhannya.
    Memang sebaiknya kita ngga hanya lihat seseorang dari satu sudut pandang yaa.. Melihat dari sisi yang lain, barangkali kita bisa jadi lebih bijak. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah terlepas dr berbagai kontroversinya sih, harus diakui bu Mega ini emang hebat. Sampai sekarang blom kliatan ada sosok perempuan setangguh dia di politik lho. Rata2 sih cuma pemanis.

      Hapus
  2. saya baru tahu perjalanan bu Mega, saya salut sama perempuan yang berkiprah di dunia politik..jegal sana jegal sininya itu loh yang nggak kuku, duuuhh..sekelas anak mantan presiden seperti bu Mega saja nggak mulus yaah perjalannannya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Justru karena dia anak dari presiden yang digulingkan itu mbak, makanya menyedihkan perjalanan hidupnya. Ditambah lagi dia pilih jalan politik, yang notabene dunia lelaki..makin keras pula perjuangannya. Makanya salut banget ama Bu Mega.

      Hapus