Masih bicara tentang BAB bayi

Masih mau lanjut ngomongin soal buang air besar ah...

Soal ini kelihatan sepele sih ya, tapi begitu ada gangguan sedikit saja, dijamin bikin kelimpungan. Makanya sebagai ibu muda, kayaknya gapapa deh kalau kepo sedikit. Termasuk kepo soal BAB.Hehehehe.Bukan cuma soal frekuensi dan warna feses yang perlu diperhatikan, tapi tekstur juga. ini menurut informasi yang saya dapat dari AIMI, saat baru lahir, bentuk feses bayi menyerupai aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded) dan bisa juga berupa cairan. Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair dengan ampas.

Feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Berbeda dengan bayi yang mengkonsumsi ASI, bayi yang mengonsumsi susu formula kadangkala akan mengalami sembelit atau susah buang air besar. Ibu perlu waspada jika bayi yang mengkonsumsi susu formula bentuk fesesnya cair.

Nah, kalau yang tadi itu bicara soal tekstur, sekarang saya sharing tentang frekuensi BAB. Ibu-ibu, apalagi yang masih minim pengalaman seperti saya kan sering sekali dibuat khawatir soal ini. Bayi ga pup berhari-hari pusing, bayi sering pup juga khawatir. Jadi, sebenarnya gimana sih frekuensi BAB yang normal buat bayi. 

Ternyata ibu-ibu, frekuensi BAB pada setiap bayi pasti berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. Hingga usia sekitar 3 minggu, setidaknya bayi harus BAB satu kali sehari. bahkan di minggu-minggu awal usianya, bayi bisa sangat sering BAB. Asalkan tidak menganggu proses pertumbuhannya,  ibu tak perlu cemas. Ini kata AIMI lho.

Setelah usia 3 minggu atau ketika memasuki bulan kedua usianya, bayi yang mendapatkan ASI ekslusif biasanya bisa tidak BAB hingga 1-2 minggu lamanya. Tak perlu cemas, karena berarti semuanya bisa diserap dengan baik. Perlu diingat bahwa ASI adalah cairan hidup yang diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi di setiap waktu. Jika pada suatu saat apa yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan apa yang dibutuhkan bayi, berarti bisa jadi tidak ada ampas atau sisa yang harus dibunag lewat BAB. Namun demikian, ada juga bayi yang secara rutin tetap BAB tiap hari setelah usianya memasuki bulan kedua. Hal ini juga normal dan bukan tanda bahwa ASI tidak terserap oleh bayi. Selama indikator kecukupan ASI harian berupa frekuensi BAK normal, warna dan tekstur feses normal, serta kenaikan berat badan normal tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Besok, kita lanjut lagi dengan informasi soal BAB lainnya ya

Tidak ada komentar