Ah, Narend bisa berdiri sendiri


Salah satu tanda kesiapan mandiri adalah bila seseorang mampu berdiri diatas kaki sendiri.
Entah itu hanya sekedar kiasan atau memang frase yang sengaja dibuat dengan maksud khusus, dengan maksud ya itu tadi kesiapan mandiri. Kalau lah benar begitu, itu artinya di 10 bulan usianya, Narend mulai memasuki tahap baru kemandirian. Ya, karena dia mulai belajar berdiri diatas kaki sendiri. Tidak lagi harus ditopang penuh oleh ibu atau orang-orang terdekatnya. 

Ini mungkin terlambat, karena menurut posting yang saya kutip dari grup Bee Kids, berdiri adalah salah satu tahapan perkembangan motorik kasar bayi, yang biasanya berlangsung pada usia 8 – 9 bulan. Bagaimanapun, setiap bayi punya masa kembangnya sendiri. saya sih tidak terlalu khawatir soal itu. Karena melihat usahanya untuk berdiri sendiri, sambil berpegangan pada ujung meja saja rasanya sudah luar biasa. Apalagi saat dia mulai melepas tangan dan benar-benar berdiri diatas kaki sendiri. Meski hanya bertahan beberapa detik, lalu terjatuh lagi. Itu saja sudah seperti ketiban durian runtuh..hahahahaha

Sekedar sharing, mungkin banyak diantara kita, ibu-ibu muda ini yang punya informasi utuh mengenai tumbuh kembang bayi dan balita. Sebagian dari kita, malah hanya terima mentah apa yang diajarkan oleh orang-orang tua, tetangga, teman dan dari sumber lain. Kadang infonya benar, kadang pula kurang tepat. Narend sendiri, sejak usia 7 bulan sudah disuruh Oma nya untuk dinaikkan diatas baby walker. Katanya sih, biar kakinya cepat kuat, dan bisa cepat jalan juga. Saya yang memang minim ilmu, akhirnya terpaksa menuruti. Walau hanya sempat dipakai sebulan saja. Selepas itu saya biarkan Narend bergerak bebas, tanpa baby walker. 

Belakangan saya mendapat info dari grup FB Bee Kids tentang tumbuh kembang, yang mungkin akan sangat berguna bagi kita, para ibu muda untuk lebih memahami tahapan perkembangan anak. Dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendukungnya.
Poin pertama, kebanyakan anak mulai belajar berjalan di atas usia 9 bulan. Namun demikian, setiap anak merupakan individu yang unik, sehingga punya pertumbuhan tertentu. Ada yang sudah berjalan sebelum usia 1 tahun, ada pula yang baru berjalan pada usia 15 – 18 bulan. Ada yang penuh percaya diri dan ingin segera berpindah dari satu tempat ke tempat lain; namun ada anak yang ingin benar-benar yakin kalau 'berdiri dan berjalan' adalah tindakan yang 'aman' dan tidak membahayakan dirinya. Jadi, tidak perlulah kita membandingkan anak kita dengan anak lain. Ingat-ingat, setiap anak itu unik.

Nah, poin kedua, ketika bayi sudah merasa siap untuk berdiri. Sebagai ibu, kita tidak perlu cemas, karena sebetulnya hal ini tidak berbahaya. Anak tidak akan berdiri, kalau motoriknya memang belum kuat. Biasanya, penyakit kita nih, suka parno sendiri kalau bayinya mulai berdiri terlalu cepat. Atau kebalikannya, jadi cemas karena merasa si bayi terlambat berdiri.

Yang justru berbahaya adalah babywalker-nya. Di negara maju, pemakaian babywalker sudah dilarang, karena dianggap tidak aman. Pemakaian babywalker terbukti meningkatkan tingkat kecelakaan jatuh pada bayi, tidak membantu mempercepat kemampuan anak untuk berjalan, serta tidak merangsang 'kerja' otot paha dan kaki dengan baik. Jadi sebaiknya jangan gunakan babywalker. Biarkan anak berdiri berpegangan pada tangan Anda atau benda kokoh di sekitarnya. Begitu merasa nyaman, ia akan mencoba berpindah tempat alias merambat. Selain itu, kita juga bisa lebih hemat kan karena tidak perlu membeli atau menyewa baby walker.

Berikut ini tips mengajarkan anak berjalan:

Ketika anak ingin meraih sesuatu di tempat tinggi, biasanya anak memiliki keinginan untuk berdiri disitulah waktu tepat untuk mengajarkan anak anda berjalan. Untuk tahap awal bantu anak berdiri karena biasanya ia masih belum memiliki keseimbangan atau perabotan rumah anda untuk rambatan,

Jika anak  sudah bisa berdiri, biasanya ia tidak tahu bagaimana untuk duduk lagi. Bahkan ada beberapa bayi yang menangis untuk meminta tolong kepada anda. Nah disitulah anda harus membantu anak untuk belajar duduk kembali dengan cara menekuk lutut kakinya secara lembut dan perlahan-lahan. Hal itu biasa terjadi karena bayi belum mampu mengangkat berat badannya. Kalau si Narend mah sering lebih ekstrim lagi, langsung aja dia jatuhin badannya kadang jatuh terduduk, tapi pernah juga sampai terjungkal...Hadeeww...bikin deg-deg an. Makanya saat tahapan ini sebaiknya kita lebih perhatian.

Kebiasaan bayi yang menarik-narik jari tangan kita adalah untuk membantuk menarik badannya. Biarkan itu terjadi karena disitu si anak mulai bisa berpikir bagaimana caranya untuk berdiri.

Selanjutnya ketika anak sudah bisa berdiri dan duduk kembali, biasanya ia akan mulai berkeinginan untuk melangkah atau menapakan kakinya. Nah disitulah saatnya ibu untuk mengajarkan anak menapakan kakinya. Pegang dengan kedua tangan ibu pada bawah lengan anak . Ketika itu anak mulai berani menapakan kakinya, sambil menapakan kaki anda harus tetap memegang lengan bayi anda. Kalau di Jawa istilahnya di-titah

Jika tahap itu sudah mulai terlihat kokoh, maka selanjutnya anak mulai berkeinginan untuk bisa berjalan sendiri tanpa bantuan ibu. Tanda-tanda itu terlihat ketika anak sudah mampu berdiri sendiri dan menapakan kaki sambil berpegangan di tangan ibu hanya dengan satu tangan. Selanjutnya ia akan mulai melepaskan tangan ibu sambil membentangkan kedua tangannya untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.

Jika tahap diatas sudah terlihat, sekarang ibu harus rajin melatihnya dengan cara memberikan mainan di tempat yang bisa dijangkaunya, usahakan mainan tersebut terlihat dari pandangan mata anak. Maka anak akan berdiri dan mencoba meraihnya dengan cara berjalan. Disitu ibu tetap harus menjaga dan mendampinginya.

Jika anak berhasil meraih mainan yang anda letakan di tempat tertentu tadi, maka jangan lupa untuk memberikan pujian berupa senyuman atau tepuk tangan dan pelukan kepada anak .Supaya dia makin termotivasi untuk melakukannya lagi. Selanjutnya, saat dia makin kokoh berjalan, mulai kita kenalkan untuk memakai kaos kaki, sepatu atau sandal.

Poin terakhir yang paling penting ya, tidak perlulah terlalu memaksakan anak untuk mulai berjalan bila memang otot-otot kakinya belum siap. Ini hanya akan membuat anak trauma.

1 komentar

  1. bagus nih bun sharingnya,,,,tq berguna banget. nitip a warm kisses n hugs for your adorable Narend

    BalasHapus