Fakta yang mengerikan sekaligus memilukan.
The Game : Towards Zero berkisah tentang Kim Tae Pyeong (Ok Taec-Yeon) yang memiliki kekuatan supranatural. Ia bisa melihat waktu kematian seseorang dengan melihat mata mereka. Bahkan, ia bisa melihat detik-detik kematiannya sendiri dengan melihat pantulan sorot matanya di cermin.
Alih-alih sebuah anugerah, bagi Tae Pyeong, kemampuannya justru terasa seperti kutukan. Karena meskipun bisa tahu saat dan penyebab kematian seseorang, Tae Pyeong tetap tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah kematian. Dia hanya bisa menanti kematian itu menghampiri orang-orang.
Ngeri juga rasanya membayangkan kita memiliki kemampuan melihat kematian tanpa bisa berbuat apa-apa seperti itu.
Sinopsis
Setelah terlibat ditengah perkelahian antar geng yang berakhir dengan kematian dari pimpinan geng itu, Tae Pyeong diperiksa kepolisian sebagai saksi. Detektif Seo Joon Young (Lee Yeon Hee) yang bertugas menangani kasus ini mencurigai Tae Pyeong, yang dianggapnya tahu terlalu banyak tentang kasus perkelahian antar mafia tersebut.Di sisi lain, Tae Pyeong mulai penasaran dengan detektif cantik itu karena Tae Pyeong tidak bisa melihat kematian gadis itu. Hal seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya, sehingga tanpa sadar Tae Pyeong mulai memberi perhatian lebih kepada Joon Young.
Suatu hari, Tae Pyeong melihat kematian tragis seorang gadis SMA. Dalam penglihatannya, Lee Mi-Jin (Choi Da-In), si gadis SMA itu akan mengalami kematian yang tragis, mati kehabisan napas setelah dikubur hidup-hidup.
Meski tahu tidak bisa berbuat banyak buat mencegah kematian Mi-Jin, toh Tae Pyeong memutuskan untuk tidak diam saja. Dia coba mengikuti gadis itu, namun terlambat. Mi-Jin sudah diculik ditengah perjalanan pulang. Tae Pyeong hanya sempat menemukan handphone dan kue ulang tahun yang dibawa Mi-Jin sebelumnya.
Didampingi Tae Pyeong, ibu Mi-Jin melaporkan dugaan penculikan ke polisi. Seperti yang bisa diduga, kasus ini kembali ditangani oleh Joon Young. Keduanya bekerja sama mencari Mi-Jin. Mereka berkejaran dengan waktu, mencari petunjuk keberadaan Mi-Jin. Singkat cerita, Mi Jin berhasil ditemukan, dan untungnya masih bisa terselamatkan.
Sementara itu, ayah Mi-Jin, Lee Joon Hee (Park Won Sang) adalah seorang pimpinan redaksi di harian berita Hana. Ia tipikal jurnalis yang sangat berdedikasi pada pekerjaan sekaligus overproud dengan profesinya sendiri.
Joon Hee adalah jurnalis yang lihai menerbitkan kabar sensasional untuk menggiring opini masyarakat dengan mengabaikan nilai-nilai humanis dalam beritanya. Bagi Joon Hee, rating adalah yang utama. Persetan dengan privasi. Persetan dengan praduga tak bersalah. Yang dia tahu, publik butuh berita yang menarik, dan bagi Joon Hee, tugas jurnalis adalah mencari berita yang menarik itu.
Makanya gregetan juga lihat bapak satu ini. Saat istrinya sedang berjuang mencari anak tunggal mereka yang diculik, Lee Joon Hee malah sibuk mengatur anak buahnya untuk mencari kabar terbaru tentang Pembunuh Tengah Malam.
Apalagi, dari informan mereka, diketahui ada seorang remaja perempuan yang diculik dan coba dibunuh dengan modus yang sama seperti modus Pembunuh Tengah Malam. Dia nggak sadar kalau korbannya adalah anaknya sendiri.
Mi-Jin selamat dan menjalani perawatan. Tae Pyeong sendiri mulai merasa optimis dengan kemampuan supranaturalnya. Baru kali ini ia merasa kemampuannya berguna dan bisa menyelamatkan orang lain. Ia jadi makin dekat dengan Joon Young dan ikut sebagai anggota bayangan dalam tim Joon Young untuk menyelidiki usaha pembunuhan Mi-Jin.
Beralih ke kasus Pembunuh Tengah Malam.....
Sekitar 20 tahun sebelumnya, orang-orang digemparkan kasus pembunuhan berantai. Korbannya kebanyakan merupakan remaja perempuan. Mereka diculik dan dikubur hidup-hidup dalam sebuah kotak. Dan semua korban diperkirakan menghembuskan napas terakhir pada tengah malam.
Kepolisian lalu menetapkan Joo Pil Do, seorang buruh bangunan sebagai tersangka. Saat hendak ditangkap, Jo Pil Doo melarikan diri dan tanpa sengaja membuat seorang detektif jatuh dari bangunan tinggi dan tewas seketika. Detektif yang meninggal itu adalah ayah Joon Young. Joo Pil Do sendiri akhirnya diadili dan dihukum penjara seumur hidup.
Berita tentang Pembunuh Tengah Malam saat itu mendapat perhatian luar biasa dari media. Salah satu jurnalis yang getol memberitakan kasus ini adalah Joon Hee. Waktu itu ia masih jurnalis pemula. Ia memberitakan kasus Pembunuh Tengah Malam dari berbagai sisi. Dia ekspos seluruh keluarga Joo Pil Do sebagai bahan berita, hingga istri dan anak Joo Pil Do dikucilkan.
Joon Young yang kehilangan ayahnya dalam pengejaran Joo Pil Do pun tak luput dari sasaran liputan Joon Hee. Lantaran pemberitaan itu, Joon Young yang masih sangat belia harus menjalani masa kanak-kanak yang penuh tekanan dan ekspos media yang luar biasa terhadap dirinya.
Kembali ke cerita awal.....
Kasus penculikan Mi-Jin yang menggunakan modus sama seperti kasus pembunuh tengah malam membuat publik kembali menaruh perhatian pada Jo Pil Doo. Untuk itu Joon Young dan timnya, bersama dengan Tae Pyeong menyambangi Joo Pil Do untuk meminta keterangan. Mereka curiga Joo Pil Do yang mendekam selama 20 tahun di penjara punya kaki tangan.
Saat Tae Pyeong melihat Joo Pil Do, ia tersadar Joo Pil Do bukanlah Si Pembunuh Tengah Malam. Karena sebelumnya, ia sempat melihat foto korban terakhir Pembunuh Tengah Malam, dan sosok pembunuh itu sangat berbeda dengan Joo Pil Do.
Di rumah sakit, Mi-Jin yang sedang dalam perawatan dibunuh. Ia tewas dicekik di kamar rumah sakit. Dengan kemampuannya melihat kematian, Tae Pyeong bisa tahu siapa pembunuh Mi-Jin.
Go Do Kyung (Im Joo Hwan), seorang ahli forensik kepolisian yang sangat teliti dan tenang adalah pembunuh Mi-Jin. Anehnya, saat membunuh Mi-Jin, Do Kyung seperti mengucapkan kalimat yang ditujukan untuk Tae Pyeong.
Sadarlah Tae Pyeong bahwa Do Kyung adalah anak yatim piatu yang pernah ia baca kematiannya saat kecil dulu. Sejak Tae Pyeong kecil mengungkapkan bahwa Do Kyung kecil akan mati dengan cara bunuh diri di depan polisi, Do Kyung dirundung teman-temannya.
Tapi tak mudah menangkap dan menemukan bukti bahwa Do Kyung adalah seorang pembunuh. Ahli forensik tampan ini sangat teliti dalam melakukan aksinya. Tidak ada sidik jari atau bukti DNA yang bisa ditemukan.
Perburuan Joon Young dan Tae Pyeong menangkap Do Kyung penuh liku. Apalagi Do Kyung kian lama kian nekad. Ia bahkan membunuh Guru Baek (Jung Dong Hwan), orang tua angkat Tae Pyeong.
Apa motivasi Do Kyung sebenarnya?
Go Do Kyung sesungguhnya adalah Joo Hyun Woo. Dia anak tunggal Joo Pil Do yang dituduh sebagai Pembunuh Tengah Malam.
Sejak ayahnya disangka sebagai pembunuh, Hyun Woo dan ibunya hidup dalam rundungan masyarakat dan media. Rumah dan toko mereka di rusak. Keduanya dicaci maki oleh korban pembunuh tengah malam dan masyarakat. Belum lagi saat di kantor polisi, Hyun Woo juga dicecar habis oleh wartawan yang meliput. Seolah, ia pun seorang pembunuh bermoral rendah.
Tak tahan dengan rundungan masyarakat, Ibu Hyun Woo kabur meninggalkan Hyun Woo sendiri. Bocah itu terpaksa tinggal di panti asuhan.
Namun di panti asuhan ini, ia pun dirundung oleh sesama anak panti. Dikatai anak pembunuh, hingga puncaknya saat Tae Pyeong datang dan mengatakan bahwa Hyun Woo akan mati bunuh diri di hadapan para polisi. Bagi Hyun Woo kecil, pernyataan Tae Pyeong terasa seperti tusukan pedang tajam yang membuat hatinya mati.
Untungnya, Hyun Woo berhasil melalui masa kecilnya. Dengan semangat mengubah nasib, ia tekun belajar dan bercita-cita sebagai dokter. Tapi untuk memuluskan jalannya, ia mencuri identitas Go Do Kyung, anak panti lainnya. Do Kyung asli lalu mati dalam peristiwa kebakaran. Dan itu dianggap sebagai kematian Hyun Woo.
Hyun Woo akhirnya juga menemukan pelaku Pembunuhan Tengah Malam yang sebenarnya. Pembunuh kejam yang mengambing hitamkan Jo Pil Doo itu masih melenggang bebas sembari melakukan pembunuhan. Ia bahkan menyimpan rambut-rambut korbannya sebagai souvenir. Gila!
Hyun Woo melaporkan pembunuh tengah malam yang asli kepada Nam Woo Hyun (Park Ji Il), kepala kepolisian yang dulu menangani kasus Joo Pil Do. Tapi laporan itu diabaikan oleh atasan Joon Young itu.
Nam Woo Hyun punya alasan mengabaikan laporan tersebut. Pria ini adalah pelaku rekayasa bukti dalam kasus Pembunuh Tengah Malam. DNA yang ditemukan di barang korban pembunuhan sebenarnya tidak cocok dengan DNA Joo Pil Do. Makanya Nam Woo Hyun menyerahkan bukti yang direkayasa agar bisa menjebloskan Pil Do.
Bayangkan kalau kemudian terungkap bahwa Pembunuh Tengah Malam yang asli masih bebas, Nam Woo Hyun pasti akan dipecat dari jabatannya.
Itu sebabnya Hyun Woo melakukan berbagai tindakan nekad ini. Ia dendam atas perlakukan masyarakat dan kepolisian yang menuduh ayahnya dan mengucilkan keluarganya. Ia benci dengan pemberitaan media yang timpang. Dan terutama, ia benci Tae Pyeong yang membaca kematiannya dan membuat dirinya dirundung selama di panti asuhan.
Penjahat yang diciptakan oleh masyarakat
Simpati saya justru tertuju untuk Go Do Kyung alias Joo Hyun Woo, sang antagonis. Bagi saya, penderitaan yang dialami Tae Pyeong tidak ada apa-apanya dibanding penderitaan 20 tahun yang dialami Joo Hyun Woo. Apalagi, Tae Pyeong hidup dalam berkecukupan. Ia tinggal di rumah mewah dan nggak perlu kerja apa-apa buat mencukup kebutuhan hidupnya. Dan mendapat perlindungan dan kasih sayang besar dari Guru Baek.Beda dengan Hyun Woo yang bahkan tak bisa hidup tenang di panti asuhan. Hidupnya dipenuhi stigma anak pembunuh berantai. Tanpa alasan jelas dan bukti kuat, orang-orang menghakiminya atas kesalahan yang tidak ia perbuat. Ditambah lagi, ibu yang seharusnya melindungi malah kabur keluar negeri untuk menyelamatkan diri sendiri.
Akting Im Joo Hwan sebagai Hyun Woo, menurut saya, luar biasa. Aktingnya nggak hanya sebatas dialog, tapi juga merasuk dalam gesture dan mikro ekspresi yang ditunjukannya. Dari ekspresinya saja, kita sudah bisa melihat perubahan suasana hatinya. Jadi, tanpa banyak dialog, kita bisa melihat betapa galaunya hati Hyun Woo saat melakukan seluruh kejahatannya. Ini adalah kejahatan yang dilakukan untuk bertahan hidup.
Sayangnya, akting ciamik yang ditampilkan Im Joo Hwan nggak sebanding dengan akting Ok Taecyeon yang menurut saya terlalu flat. Ekspresinya canggung. Akting Taecyeon nggak cukup kuat buat meyakinkan penonton bahwa tindakan yang dilakukan Tae Pyeong memburu Hyun Woo adalah untuk kebaikan.
Entahlah, ini karena emang akting Taecyeon yang “terlalu biasa” atau karena naskahnya memang dibuat begitu? Karena memang naskahnya yang rada janggal. Masa iya dari semua tokoh yang muncul nggak ada yang punya kebijakan memahami kondisi Hyun Woo. Semua terlalu memuja Tae Pyeong yang ganteng, kaya, dan punya kemampuan melihat kematian orang. Janggal banget!
Bagaimanapun, drama ini sungguh menyadarkan saya bahwa kejahatan bisa diciptakan oleh masyarakat yang “sakit”. Bayangkanlah kalau Hyun Woo kecil tak perlu mengalami perundungan dan stigma negatif dari masyarakat saat itu, dia mungkin akan tumbuh dengan baik. Tak perlu melakukan tindakan hingga sejauh itu hanya untuk membuktikan bahwa ayahnya menjalani hukuman tak adil.
Drama ini juga menyoroti kerja media yang salah. Media yang berorientasi pada sensasi dan rating serta mengabaikan sisi humanis juga berperan besar menciptakan orang sakit hati dan bibit penjahat.
Itu yang bikin saya sebal betul dengan tokoh Lee Joon Hee dalam drama ini. Hukuman yang diberikan Hyun Woo pada jurnalis gila sensasi itu rasanya cukup pantas dan layak buat menyadarkan dia.
Drama ini memang agak melelahkan buat ditonton, alurnya maju mundur tanpa aba-aba sehingga membingungkan. Belum lagi beberapa adegan seperti adegan saat Hyun Woo bunuh diri dihadapan polisi diperlihatkan bolak balik. Rasanya membosankan. Kendati begitu, pesan moral yang disampaikan tersampaikan dengan cukup baik dan memang layak diperhatikan.
Semoga jadi tambah tahu ya.
Tidak ada komentar