Bahkan suami aja ogah ikut nonton waktu tahu film yang lagi saya incar ini ternyata film Korea. Mau ngajak anak, lebih nggak mungkin lagi. Kan belum cukup umur. Ya sudahlah, nonton sendiri pun tak apa. Mana ni film cuma diputar dibioskop jaringan CGV dan Cinemaxx yang jaraknya dari rumah saya lumayan jauuuhhh.
Keputusan saya memilih Parasite untuk pengalaman pertama nonton di bioskop sendirian, ternyata nggak salah. Film ini sumpah mati kereeennnya nggak ketulungan. Saking kerennya, begitu filmnya selesai, saya jadi pengin langsung berdiri dan memberi applause. Sumpaaaah bagus banget.
Awalnya saya nggak ngerti mau masukin Parasite ke genre film apa. Thriller kok ya nggak terlalu pas, komedi juga kok ngenes gini filmnya. Genre drama juga rasanya kurang pas, meski saya sempat berderai air mata waktu menontonnya. Lalu karena beberapa kritikus film menyebut Parasite ini sebagai tragicomedy film, ya saya ngikut sajalah.
Film Parasite memang bukan film receh. Film besutan sutradara Bong Joon Ho ini adalah film yang memenangkan Palme d’Or. Sebuah apresiasi tertinggi dalam ajang Cannes Film Festival 2019. Pun, pemainnya pun juga bukan bukan pemain kelas B yang punya akting standar. Semua castnya terkenal dengan kualitas akting yang memang jauh diatas rata-rata.
Yuk kita lihat dulu cast Film Parasite...
Sinopsis Parasite (Spoiler Alert!)
Dengan judul korea "Gisaengchung", film ini dibuka dengan adegan keluarga Kim Ki Taek (Song Kang Ho) yang hidup di apartemen kecil setengah basement. Kalau yang suka nonton drama korea atau baca komik korea mungkin paham nih apartemen setengah basement.Iya, saya menyebutnya setengah basement karena memang lokasi unitnya ada di basement, biasanya ada jendela setengah ukuran normal untuk ventilasi. Kalau mengacu pada cerita-cerita di komik sih, apartemen ini termasuk apartemen dengan biaya sewa paling murah yang ditempati oleh orang-orang yang ekonominya super pas-pasan.
Tinggal di apartemen macam begini ditambah lagi, bangunannya ada lingkungan yang terhitung kumuh jelas nggak nyaman. Keluarga Kim yang terdiri atas Kim Ki Taek, istri dan dua anaknya ini, harus tinggal berhimpitan di dalam rumah sempit ini.
Tinggal di apartemen macam begini ditambah lagi, bangunannya ada lingkungan yang terhitung kumuh jelas nggak nyaman. Keluarga Kim yang terdiri atas Kim Ki Taek, istri dan dua anaknya ini, harus tinggal berhimpitan di dalam rumah sempit ini.
Mereka pengangguran yang hanya bekerja serabutan untuk menghidupi diri.
Secercah harapan untuk memperbaiki hidup datang saat anak laki-laki Ki-Taek, Ki-Woo (Choi Woo Sik) mendapat tawaran dari temannya (diperankan oleh Park Seo Joon) untuk mengajar les privat anak gadis keluarga kaya.
Ki Woo awalnya ragu menerima tawaran itu, bagaimanapun ia cukup tahu diri karena dia hanya lulusan SMA yang berkali-kali gagal dalam tes masuk Universitas. Tapi kemelaratan keluarga membuatnya nekad untuk mencoba peruntungan sebagai guru les. Apalagi, gaji yang ditawarkan juga tidak sedikit.
Maka dengan berbekal ijazah palsu dan identitas rekaan, Ki Woo pun mendatangi rumah keluarga Park. Di rumah elite ini, Ki-Woo yang mengaku sebagai Kevin diantar oleh pengurus rumah tangga keluarga Park, bernama Moon Gwang (Lee Jeung-Eun) menemui Nyonya rumah yang cantik jelita.
Nyonya Park Yeon Kyo (Jo Yeo-Jeong) digambarkan sebagai perempuan kelas atas yang naif dan polos. Tidak sulit bagi Ki Woo untuk meyakinkan Nyonya Park bahwa ia adalah lulusan universitas luar negeri. Apalagi Ki Woo ternyata cukup pandai mengambil hati muridnya, anak perempuan keluarga Park bernama Da Hye (Hyun Seung Min).
Dengan bekal kepercayaan penuh dari Nyonya Park dan putrinya, Ki Woo membuka peluang bagi adiknya, Kim Ki Jung (Park So Dam) untuk ikut bekerja di keluarga Park. Serupa dengan Ki Woo, Ki Jung juga mengaku sebagai lulusan universitas seni di luar negeri. Ia mengaku bernama Jesica dan direkrut untuk menjadi guru seni anak laki-laki keluarga Park.
Merasa mendapat angin, Keluarga Kim ini jadi makin tamak dan berusaha memasukkan seluruh keluarga mereka menjadi pekerja di rumah Keluarga Park. Dimulai dari menyingkirkan supir Keluarga Park dengan meninggalkan underwear wanita di dalam mobil.
Ki Woo awalnya ragu menerima tawaran itu, bagaimanapun ia cukup tahu diri karena dia hanya lulusan SMA yang berkali-kali gagal dalam tes masuk Universitas. Tapi kemelaratan keluarga membuatnya nekad untuk mencoba peruntungan sebagai guru les. Apalagi, gaji yang ditawarkan juga tidak sedikit.
Maka dengan berbekal ijazah palsu dan identitas rekaan, Ki Woo pun mendatangi rumah keluarga Park. Di rumah elite ini, Ki-Woo yang mengaku sebagai Kevin diantar oleh pengurus rumah tangga keluarga Park, bernama Moon Gwang (Lee Jeung-Eun) menemui Nyonya rumah yang cantik jelita.
Nyonya Park Yeon Kyo (Jo Yeo-Jeong) digambarkan sebagai perempuan kelas atas yang naif dan polos. Tidak sulit bagi Ki Woo untuk meyakinkan Nyonya Park bahwa ia adalah lulusan universitas luar negeri. Apalagi Ki Woo ternyata cukup pandai mengambil hati muridnya, anak perempuan keluarga Park bernama Da Hye (Hyun Seung Min).
Dengan bekal kepercayaan penuh dari Nyonya Park dan putrinya, Ki Woo membuka peluang bagi adiknya, Kim Ki Jung (Park So Dam) untuk ikut bekerja di keluarga Park. Serupa dengan Ki Woo, Ki Jung juga mengaku sebagai lulusan universitas seni di luar negeri. Ia mengaku bernama Jesica dan direkrut untuk menjadi guru seni anak laki-laki keluarga Park.
Merasa mendapat angin, Keluarga Kim ini jadi makin tamak dan berusaha memasukkan seluruh keluarga mereka menjadi pekerja di rumah Keluarga Park. Dimulai dari menyingkirkan supir Keluarga Park dengan meninggalkan underwear wanita di dalam mobil.
Tuan Park (Lee Sun Kyun) yang menemukan celana dalam wanita dalam mobilnya menduga si supir memiliki seks menyimpang dan memutuskan untuk memecat supirnya. Sebagai gantinya, Kim Ki Taek pun direkrut menjadi supir atas rekomendasi Jesica.
Misi terakhir adalah memasukkan istri Ki Taek, yaitu Chung Sook (Jang Hye Jin) sebagai pengurus rumah tangga. Ini jadi rencana yang paling rumit, karena keluarga Park sudah sangat percaya dengan pengurus rumah tangga mereka. Moon Gwang, si pengurus rumah tangga itu sudah bekerja disana bahkan sejak keluarga Park belum membeli rumah itu. Rumah itu sebelumnya merupakan milik seorang arsitek kaya. Saat arsitek itu pindah, ia merekomendasikan Moon Gwang kepada keluarga Park.
Melalui strategi matang yang licik, Moon Gwang akhirnya tersingkir. Seluruh anggota keluarga Kim kini bekerja di rumah keluarga Park. Bahkan Ki Woo pun berpacaran dengan anak pertama keluarga Park, tentu saja secara sembunyi-sembunyi.
Bagian tragedi film ini dimulai saat Keluarga Park pergi berkemah untuk merayakan ulang tahun Da Song, anak laki-laki mereka. Kesempatan ini pun dimanfaatkan oleh Keluarga Kim untuk bersenang-senang di rumah Keluarga Park yang kosong.
Tak dinyana, di tengah hujan deras, terdengar seseorang memencet bel rumah. Dia adalah Moon Gwang. Dengan baju dan rambut yang kusut, mantan pengurus rumah Keluarga Park ini meminta masuk. Ia setengah memaksa dan akhirnya diizinkan masuk oleh Chung Sook.
Saat masuk, Moon Gwang lantas membuka ruang bawah tanah, menggeser lemari berisi koleksi wine dan minuman dan masuk ke ruangan tersembunyi di balik lemari itu. Chung Sook yang mengikutinya tentu terkejut bukan main. Di dalam ruang bawah tanah itu ternyata tinggal suami Moon Gwang. Ia telah tinggal di sana selama bertahun –tahun karena melarikan diri dari kejaran lintah darat.
Anggota keluarga Kim lainnya yang mengikuti kedua wanita ini diam-diam, sampai ke ruang bawah tanah pun tak kalah terkejut. Mereka bahkan terjatuh ke ruang bawah tanah itu, dan membuat Moon Gwang menyadari bahwa keluarga ini telah bersekongkol menipu Keluarga Park.
Jalan cerita ini makin seru karena ditengah pergulatan Keluarga Kim dan Moon Gwang, Keluarga Park mengabarkan kepulangan mereka yang lebih cepat dari jadwal. Singkat cerita, Keluarga Kim akhirnya terpaksa pulang kembali ke rumahnya di apartmen basement itu dengan menerjang hujan.
Sesampainya di rumah, mereka mendapati rumah kumuh mereka sudah terendam banjir. Usaha mengeluarkan air dari rumah juga sia-sia, wong rumah mereka ada di basement. Akhirnya malam itu mereka terpaksa menginap di pengungsian. Sedih banget.
Sementara itu, di rumah Keluarga Park yang terletak di kawasan elite sedang dirancang sebuah pesta kebun untuk merayakan ulang tahun Da Song. Seluruh Keluarga Kim tentu saja diundang. Ki Taek dan istrinya bahkan jadi seksi sibuk karena harus menyiapkan segala kebutuhan pesta.
Sayangnya pesta itu harus berakhir tragis setelah suami Moon Gwang yang berhasil keluar dari ruang bawah tanah mengacaukan pesta. Ia menusuk Ki Jung hingga tewas dan memukul kepala Ki Woo dengan batu. Dalam kekacauan itu Da Song pingsan. Tuan Park yang panik membentak Ki Taek agar segera membawa Da Song ke rumah sakit. Ki Taek yang masih syok melihat putrinya terbunuh jadi gelap mata dan akhirnya menusuk Tuan Park hingga tewas. Ia pun melarikan diri.
Ending kisah ini memilukan hati, keluarga Kim tersisa Ki Woo dan ibunya yang terus mencari Ki Taek. Sejak melarikan diri, Ki Taek memang bagai lenyap di telan bumi. Tidak ada satu pun yang mengetahui keberadaannya.
Waah kebanyakan nih spoiler-nya. Nggak apa sih, toh biar sudah tahu jalan ceritanya, film ini tetap layak untuk ditonton. Sumpah bikin tegang banget. Saya saja sampai teriak-teriak di bioskop saking tegangnya. Orang-orang yang nonton disebelah saya juga gitu. Hahaha. Beneran puas banget nontonnya.
Bong Joon Ho rupanya memang tidak main-main saat menulis skenario film ini. Ditambah lagi, pergeseran tiap scenenya sangat mulus. Sebentar penonton dibuat tertawa, sebentar tegang, sebentar lagi meratap sedih melihat tragisnya kisah ini.
Betul, ada komedi di kisah tragis dan ada yang tragis dibalik kisah komedi. Ironi ini disajikan Bong Joon Ho dengan sangat apik dengan memanfaatkan para pemain dan setting yang sempit. Dengan minimnya pemain utama dan setting yang terfokus pada rumah keluarga Park, penonton dibuat fokus pada tragedi yang melibatkan keluarga beda kasta ini.
Dari film ini juga, penonton dibuat menyadari betapa ironisnya hidup, betapa tidak adilnya kehidupan. Satu lagi yang saya suka dari film ini adalah kaburnya batas antara tokoh protagonis dan antagonis. Parasite menyajikan kita tokoh-tokoh yang manusiawi. Bisa jahat, bisa baik, kadang juga naif. Tapi yang pasti mereka semua berusaha untuk bertahan hidup.
Cara bertutur Parasite membuat kita memaklumi, meski juga tidak membenarkan, sikap dan keputusan yang diambil oleh anggota Keluarga Kim. Pun begitu pula dengan yang dilakukan Moon Gwang dan suaminya. Intinya mereka hanya ingin bertahan hidup dari sistem sosial yang sadis ini. Sesederhana itu.
Misi terakhir adalah memasukkan istri Ki Taek, yaitu Chung Sook (Jang Hye Jin) sebagai pengurus rumah tangga. Ini jadi rencana yang paling rumit, karena keluarga Park sudah sangat percaya dengan pengurus rumah tangga mereka. Moon Gwang, si pengurus rumah tangga itu sudah bekerja disana bahkan sejak keluarga Park belum membeli rumah itu. Rumah itu sebelumnya merupakan milik seorang arsitek kaya. Saat arsitek itu pindah, ia merekomendasikan Moon Gwang kepada keluarga Park.
Melalui strategi matang yang licik, Moon Gwang akhirnya tersingkir. Seluruh anggota keluarga Kim kini bekerja di rumah keluarga Park. Bahkan Ki Woo pun berpacaran dengan anak pertama keluarga Park, tentu saja secara sembunyi-sembunyi.
Bagian tragedi film ini dimulai saat Keluarga Park pergi berkemah untuk merayakan ulang tahun Da Song, anak laki-laki mereka. Kesempatan ini pun dimanfaatkan oleh Keluarga Kim untuk bersenang-senang di rumah Keluarga Park yang kosong.
Tak dinyana, di tengah hujan deras, terdengar seseorang memencet bel rumah. Dia adalah Moon Gwang. Dengan baju dan rambut yang kusut, mantan pengurus rumah Keluarga Park ini meminta masuk. Ia setengah memaksa dan akhirnya diizinkan masuk oleh Chung Sook.
Saat masuk, Moon Gwang lantas membuka ruang bawah tanah, menggeser lemari berisi koleksi wine dan minuman dan masuk ke ruangan tersembunyi di balik lemari itu. Chung Sook yang mengikutinya tentu terkejut bukan main. Di dalam ruang bawah tanah itu ternyata tinggal suami Moon Gwang. Ia telah tinggal di sana selama bertahun –tahun karena melarikan diri dari kejaran lintah darat.
Anggota keluarga Kim lainnya yang mengikuti kedua wanita ini diam-diam, sampai ke ruang bawah tanah pun tak kalah terkejut. Mereka bahkan terjatuh ke ruang bawah tanah itu, dan membuat Moon Gwang menyadari bahwa keluarga ini telah bersekongkol menipu Keluarga Park.
Jalan cerita ini makin seru karena ditengah pergulatan Keluarga Kim dan Moon Gwang, Keluarga Park mengabarkan kepulangan mereka yang lebih cepat dari jadwal. Singkat cerita, Keluarga Kim akhirnya terpaksa pulang kembali ke rumahnya di apartmen basement itu dengan menerjang hujan.
Sesampainya di rumah, mereka mendapati rumah kumuh mereka sudah terendam banjir. Usaha mengeluarkan air dari rumah juga sia-sia, wong rumah mereka ada di basement. Akhirnya malam itu mereka terpaksa menginap di pengungsian. Sedih banget.
Sementara itu, di rumah Keluarga Park yang terletak di kawasan elite sedang dirancang sebuah pesta kebun untuk merayakan ulang tahun Da Song. Seluruh Keluarga Kim tentu saja diundang. Ki Taek dan istrinya bahkan jadi seksi sibuk karena harus menyiapkan segala kebutuhan pesta.
Sayangnya pesta itu harus berakhir tragis setelah suami Moon Gwang yang berhasil keluar dari ruang bawah tanah mengacaukan pesta. Ia menusuk Ki Jung hingga tewas dan memukul kepala Ki Woo dengan batu. Dalam kekacauan itu Da Song pingsan. Tuan Park yang panik membentak Ki Taek agar segera membawa Da Song ke rumah sakit. Ki Taek yang masih syok melihat putrinya terbunuh jadi gelap mata dan akhirnya menusuk Tuan Park hingga tewas. Ia pun melarikan diri.
Ending kisah ini memilukan hati, keluarga Kim tersisa Ki Woo dan ibunya yang terus mencari Ki Taek. Sejak melarikan diri, Ki Taek memang bagai lenyap di telan bumi. Tidak ada satu pun yang mengetahui keberadaannya.
Waah kebanyakan nih spoiler-nya. Nggak apa sih, toh biar sudah tahu jalan ceritanya, film ini tetap layak untuk ditonton. Sumpah bikin tegang banget. Saya saja sampai teriak-teriak di bioskop saking tegangnya. Orang-orang yang nonton disebelah saya juga gitu. Hahaha. Beneran puas banget nontonnya.
Layak diganjar penghargaan Palme d'Or
Saya harus akui bahwa film ini adalah film dengan plot twist terbaik sepanjang masa, menurut versi saya sendiri. Bahkan sampai ¾ film pun saya tidak menyangka bakal menyaksikan ending yang sedemikian rupa.Bong Joon Ho rupanya memang tidak main-main saat menulis skenario film ini. Ditambah lagi, pergeseran tiap scenenya sangat mulus. Sebentar penonton dibuat tertawa, sebentar tegang, sebentar lagi meratap sedih melihat tragisnya kisah ini.
Betul, ada komedi di kisah tragis dan ada yang tragis dibalik kisah komedi. Ironi ini disajikan Bong Joon Ho dengan sangat apik dengan memanfaatkan para pemain dan setting yang sempit. Dengan minimnya pemain utama dan setting yang terfokus pada rumah keluarga Park, penonton dibuat fokus pada tragedi yang melibatkan keluarga beda kasta ini.
Dari film ini juga, penonton dibuat menyadari betapa ironisnya hidup, betapa tidak adilnya kehidupan. Satu lagi yang saya suka dari film ini adalah kaburnya batas antara tokoh protagonis dan antagonis. Parasite menyajikan kita tokoh-tokoh yang manusiawi. Bisa jahat, bisa baik, kadang juga naif. Tapi yang pasti mereka semua berusaha untuk bertahan hidup.
Cara bertutur Parasite membuat kita memaklumi, meski juga tidak membenarkan, sikap dan keputusan yang diambil oleh anggota Keluarga Kim. Pun begitu pula dengan yang dilakukan Moon Gwang dan suaminya. Intinya mereka hanya ingin bertahan hidup dari sistem sosial yang sadis ini. Sesederhana itu.
Suamiku izin mau nonton film ini waktu itu, gak tau kalau aku juga pingin nonton dipikirnya gak mau hihihi akhirnya nonton berdua deh.
BalasHapusAku masih bingung sama batu yang dibawa anaknya ke bawah tanah buat apa ya? sampai beda pendapat sama suamu
wahh jadi penasaran...nonton di netflix aja apa nunggu versi Hollywoodnya ya..hehe
BalasHapusIkutan tegang baca revoliewnya hihihi, tragis banget ya filmnya, suka gimana gitu kalau nonton film begini, ngenes, nyesel, sedih gitu lihat nasib pemainnya..penasaran pengen nonton akting Woo Sik
BalasHapuswaaaah tegang banget aku sampe akhirnya cari cari lagi scene tercecernya di youtube, kali kali aja ada. Sedih, karena kaburnya batas antara tokoh protagonis dan antagonis. Parasite ini kayak menampar kita dengan realita yaa ...menyajikan tokoh-tokoh yang manusiawi di sekitar kita
BalasHapusBisa jadi yang kita pikir jahat, sebenernya orang baik, atau kadang juga naif. Tapi yang pasti mereka semua berusaha untuk bertahan hidup. PARASITE, sesuai judulny! wajiiibbbbb tonton!!!!
Kan kan kaaan teracuni lagi akuuu. Udah lama banget mupeng tiap baca ulasan film Parasite entah di Twitter atau blog kaya punya Mba Wid. Apalah daya ya, di tempatku nggak ada bioskop. Dan nyari-nyari di layanan video streaming kok belum ada, huhuhuu
BalasHapusAihh nonton sendirian juga ya, aku malah gagal nonton ini karena suami gak mau nemeni. Tapi aku gak pede nonton di bioskop sendiri. PAdahal mupeng deh kalo lihat trailer nya di youtube
BalasHapusSepertinya film Parasite menarik nih buat ditonton, kira-kira ada gak ya di Netflix mba?
BalasHapusWah mb... Complicated banget gitu.. Tapi seruu. Aku tu bukan penggemar film korea, bukan apa-apa, aku susah ngapalin nama-nama tokohnya... Hihi...
BalasHapusMungkin kalau aku ikut nonton juga bakalan teriak-teriak kayak Mbak Wied 😂 btw tapi bikin penasaran filmnya soalnya nyerempet aslinya kehidupan, nggak halu cem sinetron gitu mbk.
BalasHapusWaduh...kok endingnya sedih .. tapi aku penasaran mb endingnya gimana. Soalnya kan dari awal keluarga kim sudah berbohong, cerita palsu, ijazah palsu, dsb... Apakah mereka mendapat karma atas kebohongan mereka..? (Eh, aku nggak pernah nonton film korea wid, alurnya bisa ditebak nggak to klo drama korea itu?)
BalasHapusKereen maak, aku memang pengin tahu keseluruhan cerita parasite. Soalnya agak takut sama horor, ternyata ceritanya manusiawi bangets. Dan suka sama sisi cerita orang jahat bisa jadi baik, baik bisa jadi jahat. kereenn..
BalasHapusaku belum sempet juga lhooo nonton film yang satu ini. Memang bagus ya mba.. walaupun film non-Hollywood yaaa
BalasHapusAku jarang tertarik sama drama Korea mbak. Tapi baca spoilernya malah jadi mupeng karena penasaran.
BalasHapusHwaaaa aku bacanya smapai pelan-pelan eh tau-tau selesai. Jadi penasaran ah aku mau nonton di Netflix Mbak
BalasHapusHuhuhu lagi lagi belum nonton karena terkendala balita
BalasHapusSaya nggak bisa nonton sendiri kalau si kecil ngga ada yang jaga
Dan ga mungkin juga aku bawa
Baca review di atas makin penasarn deh saya mau segera cari jalan supaya bisa nonton dengan enjoy
Baca reviewnya ini film lengkap banget dong ya, menyuguhkan berbagai emosi kepada penonton dari perasaan sedih, kocak, dll. Menarik filmnya
BalasHapushuwaaa full of spoiler tapi jadi siap sih kalau mau nonton. Serem, nyebelin gimana gitu. Eh tapi letak komedinya di mana ya?
BalasHapusThanks sudah reviewnya fimnya tegang ya, aku ikutan deg-degan baca ini. Emang sih ya film tema miskin dan kaya ini membuat kita banyak merenung dan bersyukur ya atas nikmat-Nya. Kalau bisa nonton dari rumah, mau ah nonton juga.
BalasHapuscerita filmnya menarik mbak, baca reviewnya jadi punya gambaran nonton film ini musti ngajak suami deh hehehe
BalasHapusMasih ada di bioskop kah? Jadi penasaran pgn nonton di bioskop
BalasHapusIya ya, bingung juga mengklasifikasikan film ini kemana. Bener tadi, tragicomedy... ada yang lucu, tapi kisahnya kok banyak yang tragis gitu. Ga nyangka kalau Moon Gwang nyembunyiin suaminya. Rumit juga ya jalinan ceritanya, banyak kepentingan saling bertemu.
BalasHapusFix, aku mau nonton Parasite habis ini.
BalasHapusSiap-siap bikin reviewnya juga aah...
Spoiler?
AKu malah seneng, hahahaaa....kan aku anaknya gocik, kalo dapet spoiler, bisa mempersiapkan mental duluan.
Wah mantab mak.. Ceritanya menarik..Meski bukan kisah yang aku sukai..
BalasHapusSalut juga Mak Widya tergerak untuk nonton sendiri di bioskop..
Akhirnya aku bisa menemukan spoiler lengkap di sini. Kemarin nanya di grup WA sama temen yg udah nonton aku disuruh nonton aja dulu hahahaha
BalasHapusAku juga nonton ini! Semacam terbengong karna ga tau kudu bereaksi gimana. Benar-benar mengaduk perasaan. Antara sebal tapi juga kasihan. Gemes tapi ya terharu. Duh kerennnnnnn!!!!
BalasHapusMbak, maaf, saya skip bagian review spoilernya. Tapi baca kesan mbak, kayanya saya harus nonton juga hahaha...! Thanks. Saya butuh film bagus buat usir kebosanan. Ini bagus nih... lihat poster film nya aja saya udah tertarik.
BalasHapusaku nyesel ga ngikutin saran mbak iparku utk nonton film ini.. udah ga diputer kali yaa skr.. dia juga bilang, nih film wajib tonton! tp kmrn itu aku pikir kayak film korea biasa huahahahah, secara g penggemar drakor. tp pas udh baca sinopsisny ini, jd pgn berubah pikiran -_-..
BalasHapusSensor umurnya berapa ya kak? kalo anak usia 16 boleh nonton?
BalasHapusOMG OMG OMG
BalasHapusGa nyesel nonton tapi tau spoiler nyaaaa
Dududuuu ini bener bener ironis ya, di belahan dunia manapun sepertinya kita bakalan ketemu dengan ketidak adilan semacam ini