Usia ibu saya tahun ini, 62 tahun. Jelas sudah tak bisa dibilang muda. Malah kata Ibu, beliau kini sudah layak disebut lansia.
Pun begitu, menurut saya, ibu yang dulu dan sekarang tak jauh berbeda. Beliau masih semangat dan aktif menjalani berbagai kegiatan. Pagi-pagi sudah bangun untuk ibadah, lalu memeriksa kebun bunganya. Lanjut lagi dengan beberes rumah dan menyiapkan minuman hangat.
Jam setengah 7 pagi, sambil mengamati anak dan cucu-cucunya yang berangkat kerja dan sekolah, beliau berjemur di teras rumah, berteman teh hangat dan jajan pasar.
Kalau kebetulan saya pulang kampung, saya paling senang deep talk dengan Ibu di suasana begini.
Ada satu hal yang belakangan menarik perhatian saya saat menemani Ibu “berjemur” di pagi hari adalah kehadiran satu sachet Antangin di samping gelas teh.
“Ibu sekarang minum Antangin terus ya?”
“Iya, biar badannya anget, perut nggak kembung. Setelah kena COVID kemaren, ibu sering ngerasa nggak se-fit dulu.”
Tahun lalu, persis sebelum Ramadan, Ibu dan mendiang Bapak memang terpapar COVID. Kenangan ini masih sering bikin saya patah hati, tapi saya masih bersyukur karena ibu bisa sembuh dan kondisi kesehatannya kian membaik dari hari ke hari.
Sejak saat itu, Ibu makin teliti memperhatikan kondisi tubuhnya. Beliau makin rajin membaca berbagai tips kesehatan, mengurangi makan gorengan, dan rutin mengonsumsi herbal.
Makanya, saat Ramadan tiba tahun ini, Ibu percaya diri banget buat ikut puasa. Malahan kami, anak-anaknya, yang agak was-was dengan niatan ibu berpuasa penuh.
“Ibu tuh, sudah terbiasa puasa. Nggak apa kok. Nanti kalau badannya terasa ada yang nggak enak, Ibu pecah (puasa) deh,” kata beliau meyakinkan.
Kekhawatiran kami ternyata memang tak terbukti, Ibu tetap lancar menjalani Puasa Ramadan selama sebulan penuh. Sebenarnya apa sih rahasianya?
Cara Menjaga Kebugaran Selama Berpuasa Untuk Lansia
Kalau saya perhatikan, tidak ada rutinitas ekstrim yang dilakukan oleh Ibu untuk menjaga kesehatannya. “Aktivitas Ibu sama seperti biasa kok. Cuma ya lebih tahu diri aja. Kalau badan sudah capek. Ibu nggak mau maksain. Nggak ngoyo,” lanjut beliau.
Jadi gimana sih cara Ibu untuk menjaga kebugaran, khususnya saat menjalani ibadah puasa? Ini tips bugar selama berpuasa ala Ibu yang saya rangkum dari obrolan kami.
Tetap aktif
Baik saat berpuasa maupun tidak, Ibu selalu menjaga diri dengan aktif bergerak. Contohnya ya seperti saya saya ceritakan diatas tadi. Bangun pagi, sembahyang subuh, lanjut berkebun, membersihkan beberapa sudut rumah dan sesekali berjalan pagi keliling kompleks sambil menyapa teman-teman sebaya beliau.
Diet sehat
Ibu sebenarnya nggak punya banyak pantangan makan. Tapi sejak usia 50-an beliau mengaku berupaya makan dengan porsi yang pas. Nggak berlebihan, tapi juga nggak terlalu sedikit. Makanan gorengan mulai diganti dengan makanan yang direbus. Dan rajin mengonsumsi air putih hangat yang seringkali dicampur dengan satu sachet Antangin.
Istirahat cukup
Ibu adalah orang yang tertib dengan waktu tidur. Dan sejak terkena COVID tahun lalu, beliau selalu menyempatkan diri untuk tidur siang, setidaknya selama setengah jam.
Melakukan pemeriksaan rutin
Sebenarnya sudah jadi kebiasaan Bapak dan Ibu sejak lama, untuk melakukan pemeriksaan medis secara berkala. Mendiang Bapak dulu paling rajin ngajak Ibu buat general check up. Kata Bapak, pemeriksaan medis seperti ini bakal membantu banget sebagai deteksi dini bila ada gangguan kesehatan.
Semeleh
Menurut Ibu, kunci utama tetap sehat adalah semeleh. Ikhlas menjalani dan menghadapi berbagai kejutan dalam kehidupan. Dengan ikhlas, pikiran jadi tenang dan badan juga otomatis lebih sehat.
Konsumsi herbal
Kalau yang satu ini sih, sepertinya kebiasaan turun temurun. Selain suka ngopi, ibu juga suka minum minuman herbal. Tapi kalau sekarang porsi kopinya sudah dikurangi, tinggal minuman herbal aja. Sewaktu Bapak masih ada, hampir setiap pagi Ibu merebus minuman herbal. Namun setahun belakangan, Ibu mulai menyukai herbal siap minum, seperti Antangin. Katanya, biar lebih praktis aja.
Menjaga Kesehatan Keluarga dengan Antangin
Btw, dari tadi nyebut-nyebut Antangin, emangnya Antangin beneran semanjur itu?
Nah kalau ada yang mikir gini, berarti kalian se-frekuensi dengan saya dulu.
Dulu, saya tuh suka skeptis dengan produk herbal begini. Kalaupun minum, paling sesekali doang. Tapi, Ibu saya tuh keukeuh dan rajiiiin banget ngingetin buat minum Antangin.
Kalau saya cerita mau pergi keluar kota, wejangan pertamanya selalu, “Jangan lupa pas mau berangkat minum Antangin ya.”
Kalau saya mengeluh nggak enak badan, saran pertamanya adalah, “Minum Antangin gih.”
Lalu, saat saya selesai vaksin, Ibu mengingatkan lagi supaya saya minum Antangin.
Saking seringnya dinasehatin buat minum Antangin, saya pun jadi terpengaruh juga. Maka mulai lah saya rutin membeli Antangin buat stok di rumah. Lha malah ikut ketagihan….
Ngomong-ngomong, kalian pasti sudah pada kenal kan dengan Antangin. Produk ini sudah ada sejak lama dan dipercaya banyak orang ampuh untuk meredakan gejala masuk angin dan membantu menjaga daya tahan tubuh.
Saya sih masih ingat banget dengan iklan Antangin yang fenomenal dengan tagline-nya “Wes ewes ewes bablas angine”. Kalau nggak salah, bintang iklannya waktu itu adalah almarhum Basuki. Saat itu, tagline ini lumayan populer di pergaulan lho.
Antangin kini berkembang dengan berbagai varian :
1. Antangin JRG (Jahe, Royal Jelly Ginseng)
Setahu saya, Antangin JRG adalah varian yang paling lama dan paling populer. Bermanfaat untuk meredakan gejala masuk angin seperti meriang, mual, perut kembung dan pusing. Antangin JRG mengandung jahe, daun mint, daun sembung, ginseng, biji pala, akar manis, kunyit, royal jelly dan madu.
2. Antangin Mint
Juga bermanfaat untuk meredakan gejala masuk angin. Bedanya, Antangin Mint memberi sensasi dingin di tenggorokan. Jadi berasa segar.
3. Antangin Habbatussauda
Varian ini, selain membantu meredakan gejala masuk angin juga berkhasiat untuk memelihara daya tahan tubuh dan membantu melegakan tenggorokan. Antangin favorit ibu saya ini mengandung habbatussauda, jahe, daun sembung, daun mint, biji pala, akar manis, kunir, meniran dan madu.
4. Antangin Good Night
Varian ini cocok dikonsumsi oleh kalian yang susah tidur. Antangin Good Night mengandung jahe, daun sembung, daun mint, kulit pulai, biji pala, passion flower dan akar valerian. Bermanfaat untuk memperbaiki kualitas tidur dan membantu menghangatkan tubuh.
5. Antangin Junior
Varian ini khusus ditujukan untuk konsumsi anak-anak. Berkhasiat meredakan gejala masuk angin dan memelihara daya tahan tubuh. Ukurannya lebih kecil daripada Antangin varian lainya, yaitu 10 ml.
6. Antangin JRG + Jahe Merah Tablet
Memiliki khasiat dan kandungan bahan seperti Antangin JRG dengan tambahan jahe merah. Tapi dikemas dalam bentuk tablet.
7. Permen Antangin
Bermanfaat untuk melegakan tenggorokan. Permen Antangin punya 3 varian rasa, yaitu barley mint, mocha mint dan honey mint.
Diantara ketujuh varian produk Antangin ini, kami sekeluarga paling menyukai Antangin JRG dan Habbatussauda.
Kenapa? Sebenarnya nggak ada alasan khusus sih. Toh semua varian Antangin memiliki rasa yang enak. Mungkin karena sudah terbiasa aja dengan rasanya.
Pun begitu, keluarga kami punya cara kesukaan yang berbeda-beda dalam mengonsumsi Antangin. Saya dan suami, paling suka meminum Antangin langsung dari sachet. Kalau Ibu, lebih suka dicampur degan teh hangat atau air putih hangat. Konon, menurut Ibu, dengan dicampur teh hangat rasa hangat di tubuh lebih terasa.
Berdasarkan rekomendasi cara pakai di kemasan, Antangin bisa dikonsumsi 3 kali sehari, atau tergantung kebutuhan dan sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Tapi Ibu biasanya hanya mengonsumsi 1-2 kali sehari. Sementara kami, anak-anaknya mengonsumsi Antangin di saat-saat tertentu saja.
Kenapa Ibu rajin minum Antangin?
Menurut Ibu, Antangin ampuh banget mengurangi gejala kembung. Hal ini membuat beliau lebih nyaman menjalankan aktivitas. Selain itu, sensasi hangat saat meminum Antangin juga bikin tubuh lebih nyaman.
“Kalau sudah tua, badan tuh jadi gampang pegal. Kalau rajin minum Antangin, Ibu ngerasa lebih bugar aja,” kata beliau.
Manfaat Antangin, sambung Ibu, juga terasa banget saat Ibu menjalankan puasa kemarin. Selama puasa, Ibu rutin mengonsumsi Antangin saat sahur dan sesekali saat berbuka puasa.
“Makanya, puasa Ibu bisa full kan? Berkat Antangin nih.”
Seperti biasa, saat Ibu sudah bersabda, kami anak-anaknya pun langsung mengamini dan kini jadi ikutan mengonsumsi juga. Namanya juga ibu segala tahu, kami percaya nasehat Ibu selalu benar.
Semoga jadi tambah tahu ya
Tidak ada komentar