Perempuan Pekerja, Jangan Sepelekan Anyang-anyangan

Anyang-anyangan itu kelihatannya sepele. Sekedar gangguan buang air kecil saja.

“Ah, minum air putih yang banyak. Nanti juga hilang sendiri.”

Begitulah pikiran saya, saat mengalami anyang-anyangan beberapa tahun silam. Saat itu, saya baru saja lulus kuliah dan mulai bekerja sebagai jurnalis di sebuah media cetak lokal di Solo. Aktivitas kerja yang luar biasa padat, menyita perhatian, waktu dan tenaga membuat saya kerap abai dengan panggilan alam, buang air kecil.

Yah, mau bagaimana lagi, kadang terasa ingin buang air kecil, tapi saya sedang melakukan wawancara dengan narasumber. Rasanya kok kurang sopan, kalau wawancara tiba-tiba saya putus karena harus pamit buang air kecil. Ahhh, apa kata dunia?

Lain waktu, panggilan alam itu kadang datang saat saya sedang peliputan di daerah terpencil misalnya. Mau buang air kecil, tapi kok lagi ditengah hutan. Bagaimana membasuhnya? Kadangkala, saya juga terpaksa memakai fasilitas WC umum kalau keadaan darurat. Tapi, kita sama-sama tahu kan bagaimana kondisi WC umum di Indonesia? Rata-rata, ya begitu itu, kotor, bau. Tapi kalau memang terpaksa, mau bagaimana lagi. Ketimbang ngompol di jalan, kan malu jadinya.

Begitulah, hidup sebagai jurnalis memang tidak selalu mudah. Bahkan untuk buang air kecil saja harus ditahan-tahan. Andai saja, hasrat untuk buang air kecil bisa di rescheduled, mungkin lebih enak ya. Hahahaha.

Jadi, karena kerap abai dengan panggilan alam ini, beberapa bulan setelah mulai kerja, saya akhirnya tumbang juga. Kencing berasa tidak tuntas dan hanya keluar sedikit-sedikit. Saya sampai harus bolak-balik ke kamar mandi. Dan itupun tetap terasa tidak enak. Perut bagian bawah juga sakit. Kalau sudah begitu, konsentrasi kerja saya langsung buyar. Badan saya juga tidak enak, agak demam.

Untung redaktur saya cukup perhatian waktu itu. Ya gimana nggak, beritanya jadi kacau semua. Jadi saya diberi izin istirahat dan disarankan, lebih tepatnya dipaksa, untuk segera periksa ke dokter. Dokter yang saya sambangi, memvonis saya mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Tapi untungnya masih dikategorikan cukup ringan. Saya diberi obat dan antibiotik.

“Jangan suka nahan pipis,” begitu saran dia. Beberapa hari berselang, gangguan anyang-anyangannya sembuh. Saya mulai beraktivitas lagi seperti biasa. Tapi seiring dengan kembali sibuk kerja, kebiasaan saya untuk menahan hasrat buang air kecil pun berulang lagi. Dan lagi-lagi saya harus kembali mengunjungi dokter.

Ketika itu, saran dokter makin panjang. Jangan suka nahan pipis, rajin minum air putih, usahakan sering mengganti celana dalam, terutama kalau memakai celana berbahan jeans dan cukup ketat. Baiklah, untuk beberapa bulan, saya ikuti anjuran dokter dan gangguan anyang-anyangan pun bisa dihindari. Tapi dasar ndableg, kebiasaan buruk saya pun berulang lagi. Dan kali ini, sakitnya makin parah.

Bukan sekedar anyang-anyangan, sakitnya bahkan naik sampai ke panggul dan pinggang. Sampai saya nyaris nggak bisa jalan. Kalau ke kamar mandi harus dipapah dan berjalan tertatih sambil terbungkuk-bungkuk. Padahal karena anyang-anyangan itu, saya kudu bolak balik ke kamar mandi. Serius! Sakitnya luar biasa.

Tubuh juga demam tinggi, sampai rambut banyak rontok dan bibir kering. Terkapar saya, tidak berdaya.

Dokter meminta saya tes urine dan melakukan USG pada ginjal saya. Dan dia sampai pada kesimpulan, infeksi saluran kemih saya sudah sampai ke ginjal. Ya ampuuun. Inilah akibatnya menyepelekan anyang-anyangan!

Pengalaman ini amat sangat tak terlupakan buat saya. Karena sakitnya yang luar biasa itu, sekarang saya selalu ingat untuk melakukan kebiasaan yang lebih sehat.

  1. Tidak menahan buang air kecil 
  2. Konsumsi air putih dalam jumlah yang cukup. Untuk saya, setidaknya 1 sampai 2 liter sehari. 
  3. Menjaga kebersihan pakaian dalam. Segera mengganti celana dalam saat terasa lembab. 
  4. Mengurangi konsumsi minuman bersoda dan berkafein, yang konon beresiko menyebabkan iritasi saluran kemih. 
  5. Membasuh kemaluan dengan cara yang benar. Dari arah depan ke belakang, menggunakan air bersih dan segera keringkan dengan tissue. Karena hal ini, sekarang saya juga selalu sedia air putih dalam kemasan untuk membasuh kemaluan saat menggunakan toilet umum. 
  6. Mengonsumsi Prive Uri-Cran


Nah, kalau untuk poin terakhir itu, saya baru lakukan sekitar setengah tahun belakangan. Awalnya, karena melihat blogpost salah seorang rekan yang merekomendasikan Prive Uri-Cran untuk mengatasi anyang-anyangan, lebih tepatnya mencegah ISK. Karena terasa sangat related dengan kasus saya, saya putuskan mencari tahu lebih banyak tentang produk ini.
credit :uricran.co.id

Prive Uri-Cran, adalah semacam suplemen ekstrak cranberry yang membantu mencegah dan mengatasi infeksi saluran kemih (ISK).

Kenapa harus cranberry?

Buah cranberry (Vaccinium oxycoccos) merupakan jenis tanaman berry. Cirinya berwarna merah tua, dan banyak tumbuh di kawasan utara Amerika dan Kanada. Konon, nenek moyang suku Indian kuno, sudah kerap memanfaatkan buah ini untuk obat luka. (sumber : http://uricran.co.id/cranberry-story/)

Para ahli dari ilmu pengobatan modern lantas melakukan penelitian untuk mengetahui khasiat pasti dari tanaman perdu ini. Hasilnya, cranberry diklaim memiliki kadar vitamin C yang tinggi. Bukan cuma itu, cranberry juga kaya serat makan, mineral, flavonoid antosianidin, peonidin, quercetin serta memiliki senyawa fitokimia, sebagai salah satu sumber antioksidan polifenol. Itu artinya, cranberry bagus untuk kesehatan jantung, dan dapat mencegah penyakit berbahaya seperti kanker.

Lalu apa hubungannya dengan anyang-anyangan. Ditemukan, bahwa kandungan Proantocyanidin (PAC) dalam cranberry dapat mencegah penempelan bakteri E-Coli pada dinding saluran kemih sehingga efektif untuk mencegah ISK.

Sayangnya, tidak mudah mendapatkan cranberry di Indonesia. Tapi itu bukan berarti kita tidak bisa ikut merasakan manfaat cranberry. Karena ekstrak cranberry kini tersedia dalam bentuk Prive Uri-Cran kapsul dan Prive Uri-Cran Plus dalam bentuk powder sachet.
Saya lantas coba mengonsumsi Prive Uri-Cran Plus yang berbentuk serbuk sachet. Kemasannya kecil saja. Satu box berisi 15 sachet.

Sesuai anjuran, selama 10 hari pertama saya mengonsumsi Prive Uri-Cran dua gelas per hari. Satu sachet dicampurkan dalam kurang lebih 150ml air. Airnya bewarna merah dan rasanya enak, seperti sirup. Apalagi kalau diminum dingin. Nah, yang begini ini yang saya suka. Suplemen sehat dengan rasa yang enak. Dengan bahan alami, dan tidak ada resiko resistensi seperti kalau mengonsumsi antibiotik. Sebagai tindakan pencegahan, sekarang saya mengonsumsi satu Prive Uri-Cran sehari. 

Saran saya buat para perempuan pekerja, sibuk karena kerja sih sah-sah saja ya, tapi jangan sampai menyepelekan kesehatan seperti saya. Pokoknya jangan sampai terulang lagi deh terkapar karena menyepelekan anyang-anyangan.

Semoga jadi makin tahu ya.

16 komentar

  1. Minum air putih dan ngga nahan pipis itu emang penting banget mbaaaaa.. Sepele tapi bermanfaat banget yaaa..

    BalasHapus
  2. Ngeliat minumannya siang-siang suegeerrr... Aku juga selalu sedia Prive uricran buat jaga-jaga kalau anyang-anyangan menyerang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. penyakit orang yang kerja di media ya mbak. saking sibuknya.. harus rutin minum Prive Uricran nih

      Hapus
  3. Campur es.. Aaahhhhhh
    Obat yang mengasyikkan ��

    BalasHapus
  4. Prive uricran jadi praktis mengatasi anyang-anyangan.
    Rekomemded ada di kotak p3K nih

    BalasHapus
  5. Setuju banget Mbak wid kalau kita gaboleh nahan pipis. Aku suka lupa sampe pernah anyang2an dan demam. Huhuhu
    Uricran ini seger banget buat mengatasi anyang2an

    BalasHapus
    Balasan
    1. hooh, aq jadi kapok nahan pipis. Minum Uricran secara rutin ngebantu juga sih

      Hapus
  6. Udah sampai ginjal Mba? Ya ampun, ngeri bangeeet..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sakit banget mbak.. jangan sampai terulang deh

      Hapus
  7. Menghindari nahan pipis itu penting banget ya mak. Selain banyak minum air putih, mengonsumsi suplemen uricran ini membantu banget meminimalisirnya..

    BalasHapus
  8. Ngeri ya efeknya. Ini prive uricran ini kemasannya juga cantik, manjur pula

    BalasHapus