Bukan Sekedar Pemijat, tapi Penghusada

Percaya nggak ada seorang lulusan Universitas Indonesia, yang juga peraih gelar pasca sarjana dari Monash University Australia ternyata lebih suka menjalani profesi sebagai tukang pijat?

Sedikit mengejutkan bukan? Apalagi ia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Kalaupun ia mengalami kesulitan financial, ada banyak saudara dan kerabat yang bisa membantu memberi modal usaha. Tapi ia malah memilih jadi tukang pijat.

Ya, dialah Gus Minging. Direktur utama dan pendiri Klinik Nakamura The Healing Touch.
(Baca tulisan saya tentang pijat seitai Nakamura, disini)
Pendiri Nakamura The Healing Touch, Gus Minging

“Ini bukan masalah seberapa besar penghasilan yang bisa saya dapat. Kepuasan saat melihat orang yang sembuh karena bantuan pijatan saya. Itu yang membuat saya setia dengan profesi sebagai Penghusada,” Kata Gus Minging. 

Penghusada, begitu pria ini menyebut profesinya. Secara harfiah, penghusada dapat diartikan sebagai penyembuh. Semacam tabib begitu. Dalam konteks kekinian, penghusada mungkin lebih tepat bila diartikan sebagai seorang ahli terapi kesehatan yang menggunakan metode pengobatan ala timur, seperti pijat, akupuntur dan sebagainya.

Tentu saja, bila dibandingkan dengan profesi di bidang kesehatan lain seperti dokter, bidan atau perawat, profesi tulang pijat alias penghusada ini masih kalah gengsi. Mengaku-aku sebagai tukang pijat? Wah siap-siap saja dinyinyiri oleh orang-orang. Apalagi, kalau kita lulusan universitas bergengsi seperti Gus Minging. “Banyak teman yang menertawakan saat saya mengaku bekerja sebagai tukang pijat. Mau apa lagi, cuek sajalah. Ini jalan hidup yang saya pilih,” katanya.

Jujur saja, saya sendiri sebelumnya tidak pernah berpikir bahwa profesi penghusada seperti ini benar-benar ada. Agak janggal rasanya membayangkan bahwa pemijat ternyata bisa jadi profesi yang tidak hanya menjanjikan kesejahteraan tetapi juga mulia.

Namun, pandangan saya mulai terbuka saat mendengar cerita dari Gus Minging dan para penghusada dari Klinik Nakamura The Healing Touch. Belum lama ini, saya bersama dengan rekan-rekan Blogger Solo mendapat kesempatan untuk beramah tamah dengan para penghusada di Nakamura. Mereka bercerita banyak tentang profesinya sebagai penghusada.

Terampil dan berwawasan 

Di Nakamura, seseorang tidak bisa begitu saja disahkan sebagai penghusada atau terapis pijat. Seorang penghusada harus terlebih dahulu membekali diri dengan kemampuan ilmu kesehatan. Selain itu mereka juga perlu menjalani uji kompetensi yang telah ditetapkan pemerintah dan terdiri dari empat level/ tingkatan. Tiap level menandakan jenjang keahlian. Misalnya penghusada yang sudah lulus uji kompetensi level 3, harus sudah mampu menganalisa dan mengatasi permasalahan sendi otot dan tulang. Lalu, penghusada di level 4, sudah harus memahami keluhan dan masalah organ dalam manusia.

Tidak mudah melalui uji kompetensi ini, namun Gus Minging mempercayai bahwa standar ini penting. “Ya karena profesi kami berkaitan langsung dengan kesehatan bahkan nyawa seseorang.”

Itu sebabnya di LPK Nakamura setiap calon penghusada tidak hanya dididik tentang teknik memijat Seitai tetapi juga pengetahuan dan ilmu kesehatan serta etika profesi. Seorang penghusada Nakamura yang sudah menekuni profesi ini selama sekitar 13 tahun, Dewi Kartika Wulandari mengatakan bahwa di Nakamura, ia tidak hanya mendapatkan hard skill, seperti keterampilan memijat. Tetapi juga soft skill, dimana ia harus membiasakan diri untuk bertutur kata yang lembut, sopan dan baik kepada pasien, serta bagaimana attitude yang baik sebagai penghusada.

“Belajar bersabar mendengarkan keluhan pasien. Itu juga bagian yang harus dimiliki seorang penghusada,” katanya. Bahkan, keterampilan ini tidak hanya berguna saat ia menjalankan profesinya saja tetapi juga dalam kehidupan sosialnya di masyarakat.

Kehidupan yang sejahtera 

Pertanyaan berikutnya yang kerap terlintas dalam pikiran adalah, apakah profesi ini menjanjikan kesejahteraan yang layak?

Tidak ada pekerjaan yang sia-sia. Mungkin istilah ini berlaku pula untuk para penghusada di Nakamura. Kesungguhan dan profesionalisme dalam memijat ternyata mampu memberikan kesejahteraan yang lebih dari cukup bagi mereka. Tidak hanya mendapatkan fasilitas berupa asuransi dan dana pensiun, para penghusada Nakamura yang sudah memiliki masa kerja lebih dari lima tahun bahkan berkesempatan untuk menjadi mitra Nakamura dan memiliki outlet Nakamuranya sendiri. “Disini, hampir semua penghusada senior sudah memiliki outlet sendiri. Posisi mereka sebagai mitra Nakamura,” jelas Gus Minging.

Aih, asyik juga ternyata profesi penghusada di Nakamura ya. Salah besar saya, kalau berpikir bahwa tukang pijat tidak punya jenjang karir dan hidup dengan kesejahteraan minim. Buktinya di Nakamura, seorang penghusada punya kesempatan buat memiliki outlet sendiri.

Profesi mulia 

Sambutan yang ramah setiap kali datang ke Nakamura
Kadang kita memandang sepele pada profesi-profesi di sekeliling kita. Tukang sayur, pemulung, tukang bangunan bahkan tukang pijat. Tapi saat mereka tidak ada, barulah terasa betapa pentingnya kehadiran mereka.

Seperti saya beberapa waktu lalu. Selepas pindahan dan Lebaran, tubuh saya penatnya bukan main. Remuk redam, nggak karuan. Tentu saja karena terlalu lelah mengurus pindah rumah, langsung disambung dengan silaturahmi dengan saudara-saudara saat Lebaran. Menghadiri reuni ini itu. Wah, nggak tertahan badan ini capeknya. Kalau sudah begitu, saya jadi uring-uringan. Semua rasanya salah. Anak ajak bermain kesal, suami ngajak bercanda, ngamuk. Semua jadi kacau balau.

Kalau sudah begitu, saya langsung melarikan diri ke Nakamura. Meluangkan me time sambil relaksasi. Satu hal yang paling saya suka dari pada terapis di Nakamura ini, adalah mereka sangat cekatan dan irit ngomong. Hehehe. Hal yang sangat saya butuhkan kalau saya pengen santai.

Jadi, saya datang ke Klinik Nakamura, ditanya keluhannya dan saya dibiarkan bersantai menikmati pijatan, alunan musik lembut, udara sejuk dan aromaterapi. Tidak butuh waktu lama, seperti biasa saya pun terlelap. Dan saat terbangun, tubuh sudah segar, badan terasa ringan, semua penat menguap dan saya tidak lagi merasa perlu uring-uringan. Hal yang bagus juga buat anak dan suami saya bukan?

Begitulah yang dilakukan para penghusada. Mereka mungkin hanya melakukan pekerjaan “sepele”. Memijat! Tapi kalau dampaknya sangat besar buat saya.

Terima kasih ya para penghusada Nakamura.

1 komentar

  1. keren banget ya! itu mah masuknya pengusaha juga di bidang terapis. Sha salah satu yang suka pijat. apalagi kalau udah pegel2 waktu datang bulang. bikin rileks dan enteng badaan

    BalasHapus