Tips mengemas oleh-oleh

Pernah nggak sih, abis traveling kemana gitu, belanja oleh-oleh terus begitu nyampe di rumah, ternyata kemasannya dah nggak keruan. Makanannya hancur. Rasanya ngenes banget. Masa mau bagiin oleh-oleh hancur? Nah, untuk menghindari kejadian-kejadian tidak menyenangkan gitu, barangkali ada baiknya kalau memperhatikan beberapa tips yang saya kumpulkan dari para ahli, alias para penjual oleh-oleh berikut:
sumber : Solopos.com

Pertama. Pastikan terlebih dulu daya simpan oleh-oleh yang ingin dibeli. Sesuaikan dengan waktu perjalanan pulang. Sebagai contoh, jangan beli kue basah yang masa simpannya relatif pendek kalau kita bepergian dengan kendaraan umum yang bakal memakan waktu perjalanan cukup lama. Kalau nggak yakin dengan masa simpan oleh-oleh, pastikan ke penjualnya saat membeli. Saran lainnya, saat membeli oleh-oleh, pilih yang masih baru dan memiliki masa simpan cukup panjang. Oia, pernah perhatikan nggak, kalau di toko oleh-oleh ada jajanan yang sama, tapi diletakkan di rak yang berbeda. Satu di rak depan, lainnya di rak belakang. Biasanya yang baru, disimpen di rak belakang tuh. Nunggu yang depan habis dulu. Jadi coba cek lagi tanggal kadaluarsanya di kemasan ya.

Tips kedua. Pisahkan kemasan oleh-oleh dengan tas untuk menyimpan pakaian. Jangan dicampur, apalagi kalau di dekatkan dengan perlengkapan mandi. Buat jaga-jaga aja sih, kalau misalnya terjadi “kecelakaan bagasi” lalu kemasan oleh-olehnya bocor dan mengotori baju. Kan nggak lucu juga. Ada baiknya bila bepergian dengan kendaran sendiri, letakkan kemasan penyimpanan oleh-oleh ditempat yang mudah dijangkau. Supaya lebih mudah saat mau didistribusikan.

Ketiga. Sesuaikan kemasan penyimpanan oleh-oleh dengan jenis makanan. Misalnya bawa durian atau terasi, atau makanan berbau menyengat lain, butuh penanganan khusus. Pengemasannya jangan sembarangan supaya baunya nggak “bocor”. Selain perlu dibungkus berlapis, oleh-oleh berbau mnyengat seperti terasi misalnya bisa dikemas bersamaan dengan kopi. Kopi bisa meminimalisir kemungkinan baunya “bocor”.

Keempat. Kalau ngerasa repot atau malas mengemas, manfaatin aja tawaran toko oleh-oleh untuk mengemas barang. Biasanya mereka menyediakan jasa begitu, sebagai bagian pelayanan. Saya sih lebih suka begini, soalnya toko oleh-oleh kan paling paham soal produk mereka sendiri. Jadi, saya berasumsi mereka cukup pahamlah cara mengemas yang paling tepat. Atau, kalau mau yang lebih praktis, pesan aja oleh-oleh lewat Pesona Nusantara. Gampaang.

Tidak ada komentar