Kangen Jajanan Solo

 Sudah hampir tiga tahun saya meninggalkan Solo, menetap di kampung. Yah, sebenarnya nggak betul-betul meninggalkan sih, karena kadang kami sekeluarga juga main-main ke Solo, lepas rindu dengan jalanan, makanan dan suasana kota Solo. Kadang ya, kita tuh nggak sadar kalau kita menyayangi sesuatu sampai kita tidak lagi dekat dengannya. Halah..

Maksud saya, dulu waktu masih tinggal di Solo, saya tuh nggak begitu suka lho makan intip. Nggak terlalu rajin juga beli Serabi Notosuman, kecuali kalau ada teman atau keluarga yang nitip minta dibeliin. Tapi sekarang, giliran udah jauh gini, kadang suka kangen makan intip, kangen makan Serabi Notosuman atau makan abon Varia.



Jajanan di Solo itu unik. Perpaduan selera berbagai ras, kalau bisa dibilang begitu. Jenisnya juga variatif, ada jajanan asli pribumi, ya misalnya intip. Tapi ada juga yang makanan peranakan gitu, makanan hasil perkawinan selera Belanda, Cina dan Jawa. Maklum lah ya, Solo itu kan Kota Tua yang telah melalui banyak sejarah. Kota Raja yang bertahan dibawah tekanan kekuasaan Kolonial Belanda, masa kemerdekaan, sampai sekarang. Makanya, jajanan di Solo tuh unik.

Oke, sebut saja Serabi Notosuman, yang ada di Jalan Notosuman itu, siapa yang nggak kenal? Nggak pernah dengar? Haduuuhh kebangetan deh. Usaha serabi ini konon sudah dimulai sejak tahun 1923 lho. Agak beda dengan surabi atau serabi di jawa barat dan di beberapa daerah lain, yang namanya Serabi Notosuman ini selain ukurannya bisa dibilang agak lebar, juga berasa lebih legit gitu. Mungkin disesuaikan dengan lidah orang Solo yang suka manis juga sih. Teksturnya juga lembut, agak lemes-lemes gitu deh. Karena kebiasaan makan Serabi Notosuman, kadang saya suka heran dengan serabi di daerah lain yang dimakan pakai kuah. Kayak serabi kocor yang ada di Ambarawa itu misalnya, enak juga sih, tapi saya lebih suka Serabi Notosuman. Hahahahha.. Kalau mau cari Serabi Notosuman, ya belinya di Notosuman. Tepatnya di Jalan A Yamin, Serengan.
Sumber : Solopos.com

Ada beberapa toko yang jual serabi Notosuman disana. Katanya rasanya sama aja, cuma pemiliknya beda. Tapi katanya masih keturunan juga. Nggak tau deh benernya. Tapi saya biasa beli di toko yang ukurannya paling kecil tuh. Kalo nggak salah yang pakai embel-embel Ny, Handayani. Tokonya kecil, tapi antreannya jubilee panjang, terutama kalau masa liburan tuh. Di sebelahnya ada semacam dapur terbuka gitu. Jadi kita bisa lihat langsung proses produksinya.

Satu jajanan lagi yang bikin saya kangen Solo adalah Intip. Penjual intip yang menurut saya paling ueenaak di Solo ada di kawasan Pringgading, tepatnya di Jalan Bangka RT 01 RW 08. Disini jual intip asli, yang benar-benar terbuat dari kerak nasi. Tahu kan, kalau intip itu jajanan dari kerak nasi? Jaman dulu, waktu mbah-mbah kita biasa masak nasi pakai kuali, biasanya ada kerak nasi yang nempel di kuali. Nah kerak itu yang digoreng dan jadi camilan enak. Kalau sekarang, banyak intip yang sengaja dibentuk tuh, menurut saya, rasanya kurang mantap. Intip Pringgading nih masih asli. Mereka mengumpulkan intip mentah, alias kerak nasi yang dimasak dalam kuali atau kendil dari desa-desa di sekitar Solo, seperti Sragen dan Wonogiri. Makanya, bentuk intipnya juga nggak keruan, nggak rapi kayak yang banyak dijual dipasaran gitu. Oia, tempat penggorengan intipnya ada di depan toko, kita bisa lihat langsung prosesnya. Jadi kalau kesana bisa tuh request intip yang masih hangat. Sambil icip-icip remahan remahan intip. Hihihihi

Jajanan lain yang bakal bikin kangen adalah Roti Mandarin Orion dan Roti Kecik Ganep’s. Wah, jajanan hasil perkawinan campur ni, asli bikin kangen. Apalagi Roti Kecik, yang memang cuma ada di Solo. Namanya roti tapi wujudnya sih kue kering. Rada keras sih, tapi kalau makannya sambil dicelupin ke kopi atau teh, wuaaah enak banget. Toko ini lumayan tua lho, sudah lima generasi. Toko Ganep’s ini satu dari sedikit sekali usaha kuliner yang masih dijalankan oleh keturunannya langsung. Bu Oeke, pemiliknya sekarang, merupakan generasi kelima. Roti Kecik ini dulu makanan kesukaan PB X. Malah nama Ganep juga nama pemberian Susuhunan PB X, artinya sehat atau waras.

Tidak ada komentar