Etika menjenguk bayi baru lahir

Moment melahirkan itu hampir sama pernikahan. Nggak beda jauh lah. Sama-sama kebanjiran ucapan selamat, hadiah dan  (tentu saja) tamu! Sekedar kebanjiran ucapan selamat dan kado sih rasanya nggak bakal terlalu melelahkan, terutama buat ibu yang baru melahirkan. Kita semua pasti maklum dan paham, bahwa proses melahirkan itu sangat menguras tenaga, lebih melelahkan daripada ikut triathlon.

Jadi kalau untuk membalas ucapan selamat dan mengucapkan terima kasih atas hadiah yang didapat masih bisalah ya didelegasikan kepada saudara atau suami. Tapi kalau tamu? Mau didelegasikan juga kok rasanya sungkan. Tamu yang datang, biasanya kan pengen lihat bayi, lihat ibunya.

Hmmm ini seperti buah simalakama. Senang sih, kalau kebanjiran tamu, rasanya banyak yang sayang, banyak perhatian dan tentu aja banyak kadonya juga. Hihihihihi… Tapi meladeni tamu satu-satu kan bikin capek juga. Para emak yang sudah berpengalaman pasti tahu deh rasanya.

Masalahnya, kadang kita sendiri suka lupa diri  saat menjenguk ibu dan bayi baru ini. Pengennya ikut gendong bayi, kadang saking gemes nggak bisa nahan diri buat cium-cium. Kadang kita juga terpancing buat jadi konselor dadakan. Ngasih wejangan gini gitu…Ouuuchhh. Maksudnya sih baik, tapi kadang belum tentu diterima baik juga.

Ah, gini deh, supaya niat baik kita juga bisa diterima dengan baik dan tulus. Plus nggak bikin ibu baru-nya ngedumel di belakang punggung kita, ada etika yang harus kita taati. Tips kayak gini sebenarnya sudah banyak bertebaran di berbagai media, tapi nggak ada salahnya kalau diingatkan lagi. Oke?

Pastikan diri kita sehat walafiat saat menjenguk bayi.

Nggak perlu memaksakan diri kalau badan memang kurang fit. Tidak peduli itu hanya flu ringan, bahkan meski kita beralasan sudah pakai masker sekalipun.

Mohon diperhatikan ya, bayi baru lahir masih beradaptasi dengan dunia baru, sistem imunnya belum sebaik orang dewasa. Sementara ibunya, baru saja melalui proses melahirkan yang melelahkan, kondisinya juga bisa dipastikan belum terlalu fit. Kita kan juga nggak mau dong disalahin apalagi sampai diomelin karena diduga menularkan penyakit. Jadi kalau memang kondisi tubuh nggak fit. Tolong tahan diri sedikit.

Buat janji dulu

Ibu-ibu yang punya pengalaman melahirkan pasti ingat betul, bagaimana repotnya kita dengan berbagai urusan yang menyangkut si kecil. Jadwal ibu baru tuh padat banget.  Dan ibu baru butuh waktu untuk memulihkan tenaga dan beradaptasi dengan kehadiran bayinya. Jadi, akan sangat bijak kalau sebelum bertamu sebaiknya memberi tahu dulu. Tanyakan, kapan waktu yang tepat untuk berkunjung. Dan pastikan untuk datang tepat waktu, biar nggak ngerepotin.

Nggak enak juga kan kalau pas datang ternyata si tuan rumah sedang sibuk meladeni tamu lain. Lagipula, beda orang beda juga maunya. Ada ibu yang merasa nyaman saat dikunjungi di rumah sakit. Ada juga yang lebih suka dijenguk di rumah.

Bawa kado 

Siapa yang tidak suka kado? Apalagi ibu baru, hihihi pengalaman pribadi ini mah. Tapi selama ini kebanyakan orang hanya fokus mencari hadiah untuk bayinya, padahal si ibu juga butuh lo. Namanya juga ibu baru, pasti kan juga banyak memiliki kebutuhan baru, misalnya saja korset pasca melahirkan, baju menyusui, dan masih banyak lagi. Eh, tapi kalo bawain makanan enak-enak juga boleh kok. Ibu menyusui kan harus makan banyak. Jangan lupa pilih yang bergizi.

Kalau kita terlalu sibuk dan tidak punya waktu untuk datang ke baby shop dan memilih kado yang cocok, beli online saja. Sekarang kan banyak tuh pilihan e-commerce yang oke dan menyediakan berbagai kemudahan pembayaran dan free ongkir. Seperti Orami misalnya.


Batasi jumlah orang dan waktu berkunjung.

Sekali waktu, saya pernah melihat serombongan orang datang ke rumah sakit ibu dan anak. Mereka datang menggunakan dua mobil yang masing-masing (sepertinya) ditumbangi lebih dari lima orang. Ternyata oh ternyata mereka sedang menjenguk ibu yang baru melahirkan. Bukan saja menang jumlah, mereka juga luar biasa berisik.

Saya nggak bisa ngebayangin andai saya yang jadi ibu yang dijenguk itu, pasti rasanya penat banget. Datang ramai-ramai ke rumah sakit sebaiknya dihindari. Paling banyak 4 orang sajalah dalam satu rombongan. Dan ingat-ingat untuk menjaga tone dan volume suara. Nggak enak kan kalau kunjungan kita juga membuat orang lain disana tidak nyaman.

Durasi kunjungan juga sebaiknya tidak perlu terlalu lama. Apalagi kalau sampai sempat-sempatin diri ngerumpi. Haduuuhhh…nggak perlu deh. Beri waktu ibu dan bayi beristirahat lebih banyak.

Jangan bawa orang asing dan anak kecil.

Selain karena nggak ada kepentingan, orang asing juga bisa membuat ibu menjadi kurang nyaman. Tidak semua ibu baru siap menerima tamu asing. Yah mungkin merasa kurang kece karena kelelahan, malas basa-basi.

Oia, jangan bawa balita juga ya. Tahu sendiri kan anak balita itu kepo-nya minta ampun. Nggak lucu kan kalau kita menjenguk tapi masih harus ngawasi si balita yang lagi kepo jalan sana sini. Tanya-tanya hal ini itu atau penasaran pegang sana-sini.

Cuci tangan sebelum mendekati bayi.

Bayi baru lahir masih rentan kuman penyakit, sementara kita tanpa sadar mungkin membawa kuman dari barang-barang yang kita sentuh sebelumnya .

Minta izin bila ingin menggendong bayi.

Ini penting ya. Orang tua sangat protektif terhadap anaknya, apalagi yang masih bayi. Kadang ada rasa kurang percaya, tidak nyaman bila bayinya digendong sembarang orang. Sebaiknya perhatikan baik-baik bila gesture tubuh atau ekspresi orang tua menunjukkan keberatan. Kadang orang tua, terutama ibu tidak serta merta menegur atau langsung melarang meski dia tidak suka. Tidak perlu sakit hati atau memaksakan. Hargai perasaan mereka.

Jangan posting foto bayi di media sosial.

Atas dasar alasan privasi dan keamanan sebaiknya minta izin dulu untuk memotret bayi.

Nggak usah tebar nasehat.

Ini salah satu aturan terpenting saat menjenguk bayi baru lahir. Iya sih kadang kita merasa punya banyak pengalaman dan pengetahuan penting tentang mengurus bayi yang harus diketahui si ibu. Tapi tahan dulu keinginan memberi saran, apalagi dengan gaya seolah kita yang paling ngerti. Kecuali kalau si ibu memang meminta saran atau bertanya. Mood ibu baru masih belum stabil karena kelelahan dan pengaruh hormon, saran baik yang tidak diharapkan bisa juga memancing emosi.

Sebaiknya tahan diri juga untuk mengeluarkan komentar-komentar yang tidak terlalu penting. Misal soal fisik si anak, entah dia botak atau hidugnya pesek atau kulitnya terkelupas. Ibu yang baru melahirkan itu luar biasa sensitif. Kombinasi antara kelelahan dan hormon. Jangan tambah stresnya dengan komentar soal fisik anaknya.

Hindari pula candaan sarkastik. Oke, beberapa dari kita mungkin menganggap cela mencela itu sebagai candaan yang lucu. Tapi, please jangan lontarkan hal seperti itu di depan ibu yang baru melahirkan. Itu sama artinya dengan membangunkan macan tidur.
Nah, semoga berguna ya…

Tidak ada komentar