Ide Bisnis Ibu Rumah Tangga :MLM

Ibu rumah tangga berbisnis? Itu bukan hal baru di Indonesia. Sejak jaman simbah-simbah kita, para ibu rumah tangga tidak hanya dituntut piawai soal urusan domestik saja. Banyak diantara mereka, di sela kesibukan mengurus rumah juga masih sempat berdagang. Dan sepengetahuan saya, tidak semua bermotif ekonomi semata. Ada juga yang memang hobi. Ihhh bisnis jadi hobi, enak banget ya.

Saya sendiri, sejak kecil sudah sering melihat Nenek berdagang aneka rupa barang dagangan. Nggak pakai toko, dagangnya juga pindah-pindah. Jadi ceritanya, Nenek saya itu punya delapan anak yang tingggalnya terpencar-pencar. Ada yang di Palembang, di Bontang, di Cilegon. Nah, berhubung Nenek saya ini hobi sekali travelling, mengunjungi anak cucu nya diberbagai daerah itu. Maka tiap kali mampir ke satu tempat, misal saja kota A, Nenek saya kulakan barang khas daerah setempat, atau barang lain yang menurut dia bisa laku dengan harga lebih tinggi. Setelah itu, dia melancong ke tempat anaknya yang lain, misal di kota B, barang dari kota A dia jual di kota B. Sementara di kota B, dia cari lagi barang khas yang lain, terus dijual ke kota C. Dengan begitu, Nenek saya selalu punya "uang saku" tanpa harus mengandalkan pemberian anak-anaknya. Cerdik ya.

Jaman sekarang, berbisnis buat ibu rumah tangga malah lebih sederhana lagi. Ya, berterima kasih lah pada internet yang memungkinkan kita semua, apapun profesi dan latar belakangnya, Bisa dengan mudah memasarkan produk atau sekedar pamer tampang ke seluruh dunia via daring (online). Karena itu, bidang bisnis buat ibu rumah tangga pun makin luas. Tidak lagi hanya terbatas pada bidang konvensional seperti buka warung kelontong, warung makan atau jasa menjahit. Saya kasih contoh tiga jenis ini, karena sepanjang pengamatan saya, tiga bidang ini yang paling sering ditekuni oleh ibu rumah tangga.

Bahkan misalnya moms merasa tidak punya keahlian istimewa di bidang domestik seperti memasak dan sebagainya, kita tetap saja bisa mulai berbisnis dari rumah. Dalam posting kali ini saya mau share aja  bisnis ibu rumah tangga yang pernah saya coba dan pernah terlintas dalam pikiran saya. Tidak semuanya saya eksekusi karena saya kan harus coba satu persatu dulu.

Pertama, ikutan MLM. Ini cara termudah untuk belajar bisnis rumahan. Boleh dibilang ini "bisnis" pertama yang saya coba. Modal awal bisa dibilang kecil, eh tapi tergantung MLM nya juga sih. Ada juga MLM yang modal awalnya membutuhkan jutaan rupiah. Kalau saya sih, masih belum berani ambil resiko, maka saya join dengan bisnis MLM "sejuta umat" Oriflame. Biaya daftarnya cukup terjangkau, nggak pernah nyampe 100.000. Saya dulu malah cuma 19.900. Kalau moms, ibu rumah tangga yang cukup aktif berfacebook ria, pasti sangat familiar dengan MLM yang ini. Ya, karena yang join bisnis ini sangat banyak, promonya gencar. Kualitas produk juga bisa dibilang oke. Eh, ini bukan karena saya join ya. Saya sih mencoba untuk objektif aja.

MLM itu pada dasarnya kita jadi sales. Memasarkan produk tertentu, dalam hal ini saya memasarkan produk Oriflame, dan kita dapat poin lebih dengan mengajak orang lain untuk ikut memasarkan produknya. Jadi, ada dua keuntungan. Pertama dari selisih harga produk sesuai katalog dengan harga konsultan. Keuntungan kedua bisa kita dapat saat kita "merekrut" orang lain untuk jadi downline kita. Nah, yang ini penjelasannya agak ribet dikit. Kok bisa ya dengan ngajak orang lain terus kita dapet untung juga? Begini penjelasan singkatnya, saya umpamakan kita ini sebagai agen penjualan produk, sementara downline kita sebut saja sebagai sub agen. Dalam sistem penjualan biasa, sub agen biasanya mengambil barang dari agen dengan harga yang sedikit lebih mahal dari agen ke produsen kan. Dan itu jadi keuntungan buat agen. Kalau di MLM, harga untuk upline dan downline sama. Upline nantinya akan mendapat keuntungan dari bonus yang diperoleh dari akumulasi penjualan produk yang dilakukan oleh upline + downline. Makin besar penjualan produk yang dilakukan oleh team makin besar pula bonus yang diterima. Kira-kira gitu deh.

Secara garis besar sih, MLM lain juga menganut sistem yang nggak jauh berbeda. Mungkin ada beda sedikit di cara perhitungan bonus, target penjualan dan program promosi. Oia, ada satu hal lagi yang penting, seperti kalau kita jadi tenaga marketing di perusahaan ya, dalam "bisnis" ini kita juga diberi target penjualan tiap bulan. Kalau tidak memenuhi target, atau istilahnya tutup poin, kita tidak bisa menerima bonus. Keuntungan kita ya hanya dari selisih harga penjualan saja.

Sekarang berbisnis MLM lebih mudah, banyak perusahaan yang menganut sistem MLM dalam pemasaran produk mereka sudah melengkapi diri dengan berbagai fasilitas online. Jadi member MLM dapat melakukan order, komplain, hingga mengambil bahan promo melalui situs resmi perusahaan bersangkutan. Model pemasaran yang dilakukan member juga nggak lagi seperti dulu yang mengandalkan door to door atau temu muka langsung dengan prospek atau calon customer. Semuanya bisa dilakukan via online. Modal utamanya jelas jaringan internet yang oke, dan pulsa.

Makanya, banyak banget ibu rumah tangga yang tertarik bergabung dan jalanin "bisnis" MLM ini. Karena kerjanya bisa dibilang fleksibel, bisa dikerjain di rumah, atau dimana aja selama ada terhubung koneksi internet. kelebihan ini juga yang sering dijadikan bahan "jualan" oleh para anggota MLM untum menarik perhatian sebanyak-banyaknya dari calon prospek. Kalau moms termasuk emak-emak kepo bisnis seperti saya, pasti dah tahu banget dengan iming-iming macam begini.

Tapi, tetap kudu hati-hati ya. Masalahnya promo serupa juga sering banget dipakai oleh pelaku money game dan bisnis abal-abal. Janjinya memang manis-manis, dapat penghasilan berjuta-juta, hanya kerja dari rumah.Untuk informasi mengenai MLM resmi yang diakui pemerintah silahkan cek situs resmi Aosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI).  MLM jaman sekarang, walaupun terkesan bisnis yang mudah, juga bukannya bisa dilakukan sembarangan, asal-asalan. Bukan berarti setelah gabung lantas kita bisa ongkang-ongkang kaki nunggu duit masuk ke rekening.Pengalaman saya, untuk mendapat hasil yang diinginkan kita tetap harus meluangkan sekian banyak waktu, tenaga dan juga modal yang tidak sedikit.

Satu hal lagi, masih banyak masyarakat Indonesia yang antipati dengan MLM. Dianggap bisnis tipu-tipu dan cuma jual mimpi. Mungkin mereka masih rancu antara MLM dengan money game dan sejenisnya. Jadi, kalau gabung dengan MLM apapun itu, bersiaplah menerima komentar miring dan kritikan dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan terdekat seperti keluarga atau teman-teman.

Hati-hati pula saat berpromosi, jangan terjebak dengan pola sebagian member yang seringkali kurang beretika. Misalnya dengan mengirim email spam, nge-tag atau memposting sembarangan, termasuk juga overclaim produk. Makanya kudu kenalin dulu tu kelebihan dan kekurangan produk, Jangan berlebihan lah, misal produk antiaging, dibilang bisa nyembuhin penyakit tertentu. Itu nggak beretika namanya.

1 komentar