Ibu Rumah Tangga Super (1)

Kebanyakan perempuan, bukan semua lho ya, yang telah berumah tangga. Terutama yang baru punya momongan, yang masih kagok dengan beban dan tanggung jawab barunya sebagai istri, ibu, menantu, apalagi kalau ditambah sebagai karyawan teladan seringkali dihadapkan pada situasi-situasi dilematis. Misal, pengen full ngurus anak tersayang, tapi tugas kantor tidak mungkin ditinggal. Pengen jadi istri yang memanjakan suami dengan hidangan menggugah selera ala Farah Quinn tapi project kantor menuntut kita kerja lembur. Bagi mereka yang punya energi dan semangat luar biasa, mungkin bisa enjoy saja menjalankan peran-perannya itu dengan baik. Tapi sebagian lagi, harus siap-siap makan hati, nelangsa karena terpaksa membuat keputusan yang kurang disukai.  Mengorbankan salah satu demi urusan yang lainnya.

Belakangan, saya perhatikan makin banyak ibu bekerja yang akhirnya memutuskan resign untuk mengabdikan diri di rumah. Jadi ibu rumah tangga. Pengennya, bisa punya lebih banyak waktu dan fokus ngurus anak, rumah dan tentu saja, suami. Sungguh niat yang mulia, tapi semudah itu kah? Nyatanya, kita ini adalah makhluk yang kompleks. Mengira batin akan terpuaskan dengan menjadi ibu rumah tangga ansih. Masak, membereskan dan menata rumah, mengurus dan mendidik anak, memanjakan suami itu tidak selalu bisa memuaskan batin kita lho. Buat mereka yang terbiasa bekerja, berkarya dan beraktivitas diluar, seperti saya ini, ada satu titik dimana saya jadi teramat jenuh. Ada juga masanya, ketika saya merasa stres dan terkekang. Rasanya geraaaam gitu. Ah kalau sudah begini, pekerjaan rumah tangga yang sepele pun jadi nggak beres.

Ada yang ngerasain begitu juga nggak? Ada nggak jalan tengah untuk problem perempuan kayak saya begini. Harusnya sih ada ya.

Berkarya dari rumah! Ya mungkin itu jawabannya. Coba deh kita lihat di sekitar kita, lihat lagi diri kita. Kita nih punya banyak banget potensi yang belum tergali dan dikembangkan. Kadang, kita terlalu terpola, terpatok pada rutinitas dan lupa berpikir liar. Lupa mencoba hal-hal baru. Padahal, kalau ini bisa kita gali dan kembangkan, bukan nggak mungkin ini bakal jadi lahan penghasilan dan aktualisasi diri. Saya ada beberapa tips yang boleh dijajal. Tapi ini tips ala saya lho ya, kalau ada yang kurang atau berlebihan boleh ditambah atau dikoreksi.

Pertama, beranikan diri untuk mencoba hal-hal baru. Sekedar sharing aja, jaman masih bekerja dulu, yang saya tahu ya cuma seputar reportase, analisa politik. Ih sok banget ya...ya gapapa lah. Jelek-jelek gini, kita kan dulu pernah jadi wartawan, meski cuma media lokal. Hahahaha.... Jadi begitulah, mana paham saya soal dunia jahit-menjahit, prakarya. Sejak jaman sekolah dua ketrampilan itu paling saya jauhi. Nggak bakat sama sekali. Kalau maksain diri untuk ngerjain jadinya kacau.

Tapi setelah resign, saya mulai iseng jahit. Abis gimana dong? Bosen euy di rumah. Jangan tanya gimana awalnya ya..jelas kacau abis. Mau jahit boneka flanel anak ayam jadinya kayak telur. Ih parah. Tapi karena nggak berhasil, saya malah penasaran buat coba lagi. Lama-lama malah ketagihan, dan keterusan deh sampai sekarang. Sebenarnya kalau mau lebih tekun potensial banget buat dijadiin bisnis. (Sssstt...sebenarnya saya juga mulai bersiap buat launch bisnis ini juga lho. Hehehehe.) Oke jadi kesimpulannya, tips pertama coba lakukan hal yang nggak pernah kita lakuin sebelumnya. Hal sederhana seperti berkebun, mengolah sampah, belajar pelihara lele di rumah atau mulai ngeblog. Apa aja deh, pokoknya hal baru. Eksplor semua hal yang mungkin kita lakukan.

Nah, setelah mencoba banyak hal, nanti kita bakal tahu mana yang paling cocok dengan kita. Mana yang bisa kita kerjakan dengan tekun. Nggak perlu berpikir soal untung atau nggak untung. Itu masalah belakangan, yang penting, kita enjoy ngerjainnya. Itu tips kedua ya, tentukan bidang yang cocok dan kita sukai.

Kalau sudah suka, biasanya sih, kita jadi haus banget informasi soal kerjaan baru kita itu. Saran saya, mending ikutan komunitas atau grup yang berkaitan deh. Ini trik untuk membuka jejaring. Misal nih ya, saya senang jahit, maka saya join dengan grup jahit dan crafter di grup facebook. Disana, saya bisa tanya-tanya, share dan dapet informasi seputar kain, tips menjahit. Malah kadang-kadang info workshop juga ada. Nggak cuma itu, berkumpul dengan para "senior" juga bisa membuka peluang berbisnis kita. Nah, ini tips yang ketiga.

Tips keempat, adalah konsisten. Ah, kalau yang satu ini sih seharusnya tidak sulit. Karena kalau kita sudah "jatuh cinta" rasanya agak sulit untuk berpaling ke lain hati, iya kan? Yah tapi bukan nggak mungkin kita bosan sedikit sih. Nah, buat mengatasi itu, coba eksplore lagi ilmunya. Ingat ya, ini bukan seperti pekerjaan kantoran yang minim variasi. Sah-sah saja kalau kita mau lebih mengeksplorasi kerjaan baru kita ini. Misal, kita lagi senang banget bikin brownies. Tapi kalau bikin yang itu-itu terus bosen juga kan, bisa coba tambahin buah-buahan, atau modifikasi lainnya. Suka-suka kita aja. Seru kan?

Kelima, kalau kita emang sudah mantap banget ama bidang baru ini. Jangan sia-siakan kesempatan, coba pikirkan cara untuk menjadikannya lahan bisnis. "Duh, saya cuma suka menanam bunga. Bisa dibisnis-in gimana?"

Eh, jangan pesimis dulu. Hari gini, semua bisa dijual lho. Asal pintar-pintar cara pengemasan dan promosinya saja. Nah, ini jadi langkah kita berikutnya untuk merancang konsep bisnis yang tepat dan sesuai. Rancang mulai dari pengemasannya, pemasaran, hingga harga jual dan pengerjaannya. Bahasan yang satu ini bisa panjang banget deh kayaknya, kita lanjut di postingan selanjutnya aja ya.

Tidak ada komentar