Ngomongin pup nggak ada habisnya..(eh ini terakhir kok)

Ngomongin masalah BAB ja kayak nggak ada habisnya aja ya....
Biar dikata jorok, masalah pup bayi emang sering bikin pusing ko. Di milis, grup FB sering banget tuh nemu sesama ibu yang panik gara-gara pup.
"Duh bunda, baby ku ko pup nya lima hari sekali ya."
"Bunda tanya dong, pup bayi ku ko warnanya hijau ya, padahal ASI eksklusif lo."






Nah, info yang ini mungkin bisa memberi sedikit pencerahan ya buat ibu-ibu muda yang belum berpengalaman, seperti saya. Sumbernya masih dari AIMI dan beberapa saya himpun dari sumber lain juga

Tiga Hari Pertama
Beberapa hari pertama setelah kelahirannya bayi mengeluarkan mekonium. Mekonium ini adalah bahan lengket berwarna hijau pekat mendekati hitam yang terkumpul di dalam usus bayi selama berada di kandungan. Pada hari ketiga, bayi yang mendapatkan lebih banyak ASI akan buang air besar lebih mudah. Biasanya bayi sudah mengeluarkan seluruh mekonium dan bentuk feses bayi berubah di hari keempat.

Dua Bulan Pertama
Feses bayi yang wajar berwarna kuning, sedikit berbau, memiliki bentuk lunak agak cair dan berbij-biji. Bentuk feses juga dapat sedikit berbeda, misalnya berwarna lebih hijau atau kuning pekat, berlendir atau berbuih. Perbedaan warna ini tidak menunjukkan masalah apapun. Bayi ASIX yang semakin mudah buang air besar di hari ketiga kehidupannya berarti dalam keadaan yang baik.
Bayi yang sehat dan mendapat cukup asupan ASI akan buang air kecil lebih dari enam kali dalam sehari. Walaupun begitu, segera periksakan bayi kepada tenaga atau fasilitas kesehatan jika ia mengalami salah satu dari tanda-tanda di bawah.
  1. Bayi masih mengeluarkan mekonium pada usia lebih dari 5 hari
  2. Bayi usia 5-21 hari tidak buang air besar dalam 24 jam
  3. Feses bayi berwarna coklat, jarang buang air besar, atau feses sedikit
Selain mengamati asupan bayi, memantau frekuensi buang air besar dan jumlah feses merupakan cara untuk mengetahui apakah bayi mendapatkan cukup ASI. Jumlah feses bayi seharusnya meningkat setidaknya pada hari kelima dengan frekuensi buang air besar 2-3 kali setiap hari. Bahkan beberapa bayi buang air besar setiap selesai menyusu dan ini bukan berarti bayi menderita diare.
Kita perlu pahami bahwa diare adalah kondisi perubahan frekuensi buang air besar secara mendadak dengan jumlah feses lebih banyak dan dalam bentuk yang sangat cair. Kalau ini terjadi, terus berikan ASI dan perbanyak asupannya untuk mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan pada bayi. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi berikut ini:
  • Mata kering, bayi menangis tanpa mengeluarkan air mata atau hanya sedikit;
  • Kulit, mulut dan bibir lebih kering;
  • Air seni berwarna gelap, keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali;
  • Mata tampak cekung atau terbenam;
  • Sangat lemas dan kesadaran menurun;
  • Selalu merasa haus atau malah menolak minum;
  • Ubun-ubun terlihat cekung;
  • Ketika kulit dicubit dengan dua jari kulit sulit kembali ke bentuk asal.
Bila menemukan gejala dehidrasi seperti diatas, ibu harus segera menghubungi tenaga atau fasilitas kesehatan Beberapa kondisi tertentu juga perlu penanganan segera oleh petugas medis seperti  diare yang disertai dengan darah, kejang, nafas cepat dan dangkal, muntah terus-menerus, panas tinggi di atas 38,5°C yang tidak berkurang dalam 2 hari, diare berlangsung lebih dari 14 hari, atau bayi tampak kesakitan atau kolik. Bayi yang kesakitan akan menangis kuat sambil menekuk kaki, gelisah serta berkeringat.

Usia 2-6 Bulan
Frekuensi buang air besar setiap bayi berbeda-beda. Secara umum frekuensi buang air besar bayi akan semakin berkurang seiring pertambahan usianya karena usus telah berkembang lebih sempurna dan dapat menyerap ASI lebih baik. Memasuki bulan kedua, beberapa bayi ASIX mendadak mengubah frekuensi buang air besar mereka dari sering menjadi sekali dalam tiga hari. Bahkan ada bayi yang tidak buang air besar selama 14 hari atau lebih. Nah, yang kayak gini ini yang sering bikin emaknya panik. Tapi ibu-ibu. selama bayi sehat dan bentuk feses wajar maka hal itu tidak menjadi masalah. Memang bayi ASIX lebih jarang mengalami sembelit atau konstipasi karena nutrisi ASI mudah dicerna dan diserap oleh tubuh serta mengandung zat laksatif yang dapat mengencerkan feses.

BAB Bayi yang Sudah Mendapatkan MPASI
Bayi yang sudah mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) idealnya buang air besar setiap hari. Pada fase ini, warna feses seringkali menyerupai warna bahan makanan yang dimakan atau kombinasi bahan-bahan makanan yang dikonsumsi bayi. Kalai feses bayi keras hingga saat buang air besar ia mengalami kesulitan, rasa nyeri, atau bahkan luka anus yang berdarah, hal ini dinamakan sembelit. Ih, paling sedih deh ngeliatnya. Sebaiknya perbanyak cairan terutama ASI, tambahkan menu buah yang kaya air.

Kadang kita berpikir memberi sayur atau serat yang banyak bisa membantu si kecil agar tidak sembeli. Tapi, sebenarnya pada bayi di bawah 2 tahun konsumsi  jumlah serat perlu diperhatikan. Pada bayi di bawah 2 tahun pemberian serat terlalu banyak bisa mengakibatkan sembelit. Kok bisa? Ya karena kemampuan cerna serat bayi usia 2 tahun masih terbatas. Mending ibu membuat food diary untuk mengetahui jenis-jenis makanan apa yang membuat bayi diare, karena efek suatu bahan makanan ke bayi bisa berbeda-beda. Ada bayi yang mudah BAB karena makan pepaya, tapi ada yang makan pepaya justru jadi sembelit. Ada bayi yang lancar BAB jika makan beras merah, tapi tidak sedikit yang rentan BAB karena konsumsi beras merah. Dengan food diary, kita juga lebih mudah memantau bila bayi alergi terhadap makanan tertentu.

Perhatikan juga porsi MPASI, apakah terlalu banyak atau tidak, karena porsi yang terlalu banyak juga bisa menyebabkan sembelit. Tekstur yang naik terlalu cepat juga bisa menyebabkan sembelit. Sebaiknya segera hubungi tenaga kesehatan apabila sembelit disertai dengan sakit perut yang parah atau muntah.
Semoga berguna


Tidak ada komentar