Sembelit! Sakiiiiiiiit!


Sembelit itu menyebalkan! Apalagi kalau yang mengalaminya anak sekecil Narend. Wah, rasanya sedih dan bingung bukan kepalang. Yup, ceritanya kali ini Narend lagi sembelit. Normal kah? bisa jadi iya. Karena ternyata banyak juga anak bayi berusia diatas enam bulan yang mengalami hal semacam ini. Sembelit.

Sudah empat hari, pup Narend ogah melihat dunia. Asyik sembunyi aja di usus besar. Alhasil, si empunya perut jadi rewel bukan kepalang. Malem-malem suka kebangun dan merengek. Mungkin berasa nggak asyik tuh perutnya, karena sampah di sana nekad nggak mau keluar. Belum lagi bau kentutnya yang di luar kebiasaan. Mengganggu orang sekitar deh.

Dan setelah empat hari berlalu, dan si kotoran itu juga seperti tidak rela keluar, akhirnya saya terpaksa turun tangan. Memaksa si  kotoran supaya segera keluar. Karena usaha dengan menambah asupan buah belum berhasil, terpaksalah kita pakai intervensi obat dubur, yang menurut dokter, cukup aman dipakai bayi. Nggak perlu disebutkan merknya disini ya..mungkin sudah banyak yang bisa nebak merknya juga. Yang jelas obat ini cukup efektif karena hanya sekitar 5 menit berselang dari pemakaian, si kotoran mau juga keluar.

Jangan ditanya deh, bagaimana prosesnya. Yang jelas itu berlangsung dramatis (ceileee). Diwarnai dengan tangisan yang memilukan hati, hampir seluruh anggota keluarga sibuk karena Narend nggak mau diem. Dia meronta-ronta terus. Guling kesini, guling kesana, tengkurap lalu terlentang lagi. Butuh 3 orang buat nenangin Narend. Ember kecil berisi air untuk membasuh bokongnya pun langsung jadi saaran. Ditendang sekeras-keras tanpa berperi keemberan. Duh,kesian.

Tapi begitulah kata pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Selesai semua, Narend sekarang bisa tidur nyenyak lagi. 

Soal kotoran ini membuat saya berpikir, betapa kita begitu terganggu dengan kotoran yang tidak bisa keluar dari perut. Segala cara akhirnya dikerahkan supaya "sampah" yang kita produksi sendiri itu segera enyah. Pantesan produk obat pencahar bertebaran dimana-mana. Laris pula. tapi mungkin juga karena banyaknya obat pencahar macam begitu kita jadi terlalu menggampangkan soal sembelit. Kalau nanti susah pup, ah gampanglah tinggal beli obat pencahar. Beres deh. Jarang sekali kan diantara kita yang berpikir buat mengubah pola makan dan hidup supaya tidak lagi sembelit. Asupan sayur dan buah yang cukup, aktif melakukan aktivitas dan olahraga teratur sama sekali bukan pilihan yang menyenangkan apalagi populer.

Lebih dari kotoran di perut, berapa banyak "kotoran" yang tersimpan dalam pikiran kita sih? Ibarat membawa kotoran kemana-mana dan hebatnya kita masih bisa lhbo berbangga diri meski membawa kotoran kesegala tempat. Hebat ya kita. Haha, kalau yang ini sih keliatannya tidak ada satupun obat pencahar di dunia yang ampuh menyingkirkan. Makanya ya tidak ada tu produk obat pencahar untuk kotoran yang ini. Yah, abis nggak laku sih. Nggak ada tuh yang ngerasa nyimpen kotoran...

Ah, sekian dulu deh tentang kotoran...

Tidak ada komentar